PARBOABOA, Jakarta - Kementerian Perdagangan bersama Asosiasi Pedagangan Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) resmi membuka program Bulan Literasi Aset Kripto pada Kamis (2/2/2023) di Jakarta.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berharap, program ini dapat meningkatkan literasi perdagangan aset kripto dengan memberikan pemahaman yang benar dan tepat di tengah masyarakat sehingga pelaksanaan perdagangan pasar fisik aset kripto sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Berinvestasi dalam aset kripto mengandung risiko yang cukup tinggi. Sesuai sifatnya, nilai aset kripto sangat volatile, bisa saja mengalami peningkatan maupun penurunan nilai yang sangat drastis dalam kurun waktu yang pendek.
“Untuk itu, diperlukan pemahaman yang baik bagi masyarakat termasuk manfaat, potensi, dan risiko dari perdagangan aset kripto," ujar Zulkifli Hasan, Kamis.
Pemahaman yang tepat sangat diperlukan lantaran pasar aset kripto di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan data Bappebti, pada akhir 2021 tercatat jumlah pengguna aset kripto sebanyak 11,2 juta orang.
Angka tersebut meningkat 48,7 persen dibandingkan di akhir November 2022 yang tercatat sebanyak 16,55 juta orang. Jumlah ini didominasi kaum milenial berusia antara 18-30 tahun.
Sementara berdasarkan data Coinfolk, terdapat enam provinsi dengan minat kripto tertinggi di Indonesia yaitu, Bali, DKI Jakarta, Banten, Yogyakarta, Kepulauan Riau, dan Jawa Barat.
“Kondisi ini semua menunjukkan bahwa potensi pasar aset kripto di Indonesia masih sangat besar dan bukan tidak mungkin Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin pasar aset kripto di dunia,” ucap Mendag Zulkifli.
Sementara itu, Perdagangan pasar fisik aset kripto di Indonesia pada 2022 mencatat nilai transaksi sebesar Rp296,66 triliun. Nilai ini turun dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp859,4 triliun. Sedangkan pada 2020, nilai transaksinya sebesar Rp64,9 triliun.
“Meskipun pada 2022, nilai transaksi aset kripto mengalami penurunan pasar yang mengalami tren saham melemah (bearish), tapi di sisi lain semakin banyaknya perusahaan seperti Meta, Google, dan Twitter yang mulai mengintegrasikan teknologi blockchain dalam kegiatan usahanya. Hal ini membuktikan bahwa bursa asset kripto akan berkembang pesat pada tahun ini,” tutur Zulkifli.
Untuk itu, Kementerian Perdagangan menargetkan Indonesia, setidaknya pada pertengahan 2023, memiliki kelembagaan bursa aset kripto yang secara khusus menjadi tempat perdagangan aset kripto.
Kelembagaan ini diperlukan karena diperkirakan pada 2023 aset kripto akan mengalami perkembangan yang pesat jika dilihat dari sudut pandang teknologi blockchain yang merupakan asal muasal dari teknologi aset kripto.