PARBOABOA, Jakarta – Hipertiroid atau hipertiroidisme merupakan kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin secara berlebihan. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala, seperti berat badan turun dratis, gemetar, hingga jantung berdebar.
Tiroid sendiri adalah kelenjar yang memiliki bentuk menyerupai kupu-kupu dan terletak di leher bagian depan. Mengutip dari National Health Services, kelenjar ini menghasilkan hormon yang berfungsi untuk mengatur denyut jantung, mengatur suhu tubuh, serta mengubah makanan menjadi energi.
Penyebab Hipertiroid
- Kemunculan hipertiroid bisa disebabkan oleh beragam faktor. Adapun faktor-faktor tersebut, yakni:
- Penyakit Graves akibat autoimun atau kekebalan tubuh sendiri yang menyerang sel normal
- Peradangan kelenjar tiroid atau tiroiditis
- Benjolan, seperti toxic nodular tiroid, atau tumor jinak di kelenjar tiroid atau kelenjar pituitari (hipofisis)
- Kanker tiroid
- Tumor di testis atau ovarium
- Konsumsi obat dengan kandungan iodium tinggi, misalnya amiodarone
- Penggunaan cairan kontras dengan kandungan iodium dalam tes pemindaian
- Terlalu banyak konsumsi makanan yang mengandung iodium tinggi, seperti makanan laut, produk susu, dan telur.
Selain faktor-faktor diatas, ada beberapa penyebab lain yang dinilai bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini, di antaranya:
- Berjenis kelamin wanita
- Memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit Graves
- Menderita penyakit kronis, seperti diabetes tipe 1, anemia, atau gangguan kelenjar adrenal
Gejala Hipertiroid
Gejala dari penyakit ini umumnya bisa dirasakan secara perlahan maupun mendadak. Adapun beberapa gejala yang biasa muncul, yaitu:
- Jantung berdebar
- Tremor atau gemetar di bagian tangan
- Mudah merasa gerah dan berkeringat (hiperhidrosis)
- Gelisah
- Mudah marah
- Berat badan turun drastis
- Sulit tidur
- Konsentrasi menurun
- Diare
- Penglihatan kabur
- Rambut rontok
- Gangguan menstruasi pada wanita
Penyakit hipertiroid juga dapat menimbulkan beberapa gejala fisik, seperti:
- Pembesaran kelenjar tiroid atau penyakit gondok
- Bola mata terlihat sangat menonjol
- Muncul ruam kulit atau biduran
- Telapak tangan kemerahan
- Tekanan darah meningkat
Komplikasi Hipertiroid
Jika penyakit ini tidak ditangani dengan tepat, maka kemungkinan hipertiroid dapat menjadi beberapa faktor yang dapat meningkatkan munculnya risiko beberapa kondisi medis lainnya. Dilansir dari Healthline, beberapa kondisi tersebut adalah:
1. Badai Tiroid
Badai tiroid atau thyroid storm adalah kondisi kesehatan langka yang terjadi akibat hipertiroidisme yang tidak diobati. Tubuh memasuki overdrive sebagai akibat dari terlalu banyak hormon tiroid dalam sistemnya.
Badai tiroid adalah kombinasi gejala yang berpotensi mengancam nyawa termasuk detak jantung yang cepat, tekanan darah tinggi, dan demam.
2. Komplikasi Kehamilan
Kadar hormon tiroid yang tinggi dapat membahayakan ibu hamil dan janin. Risikonya termasuk keguguran dan kelahiran prematur.
3. Osteoporosis
Hipertiroidisme dapat menyebabkan tulang menjadi lemah dan tipis, yang dapat menyebabkan osteoporosis.
4. Kanker
Beberapa orang dengan hipertiroidisme mengembangkan kanker tiroid, yang disebut karsinoma tiroid. Sebuah penelitian melaporkan bahwa kanker tiroid pada pasien hipertiroid lebih "agresif" dan memiliki prognosis yang lebih buruk.
Pengobatan Hipertiroid
Mengobatai hipertiroid harus bergantung pada usia, kondisi fisik, penyebab yang mendasari hipertiroid, preferensi, hingga seberapa parah gangguan yang dialami.
Berikut adalah ragam pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertiroid.
1. Yodium radioaktif
Kelenjar tiroid Anda akan menyerap yodium radioaktif, yang kemudian akan menyusutkan kelenjar.
Gejala biasanya mereda dalam beberapa bulan dan kelebihan yodium radioaktif akan menghilang dari tubuh dalam beberapa minggu.
Pengobatan ini bisa membuat aktivitas tiroid menjadi lambat hingga tidak cukup aktif (hipotiroid). Perlu juga diingat bahwa Anda mungkin akan mengknsumsi obat setiap hari untuk membuang tiroksin dalam tubuh.
2. Obat-obatan
Obat-obatan dapat mencegah produksi hormon tiroid yang berlebihan sehingga gejala hipertiroid akan berkurang secara bertahan. Jenis obat yang digunakan antara lain methimazole (Tapazole) dan propylthiouracil.
Propylthiouracil umumnya dikonsumsi jika tubuh tidak bisa menoleransi methimazole dan efeknya yang bisa merusak hati.
Gejala akan mulai berkurang setelah pengobatan berjalan beberapa minggu atau bulan, tapi pengobatan biasanya akan berlanjut hingga setahun atau lebih.
Pada beberapa pasien, pengobatan ini bisa menghilangkan hipertiroid secara permanen. Namun, beberapa pasien mungkin mengalami kekambuhan.
Beberapa orang yang alergi terhadap obat ini akan mengalami ruam kulit, gatal-gatal, demam atau nyeri sendi. Konsumsi obat juga bisa membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi.
4. Operasi
Operasi pengangkatan tiroid dapat dipilih jika seseorang sedang hamil, dan tidak bisa menjalani terapi yodium radioaktif atau obat antitiroid tidak bekerja dengan baik.
Dalam operasi tiroid, dokter akan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid penderita. Risiko dari operasi ini adalah kerusakan pada pita suara dan kelenjar paratiroid.
Kelenjar paratiroid merupakan empat kelenjar kecil yang berada pada bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar ini mengontrol kadar kalsium dalam darah.
Demikianlah seputar informasi mengenai penyakit hipertiroid. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat.