Negara Bahas Family Office, Apa Artinya?

Negara Bahas Family Office (Foto: Instagram @jokowi)

PARBOABOA, Jakarta - Skema investasi Family Office mulai diperkenalkan kepada masyarakat.

Bahkan, rencananya pola manajemen kantor keluarga ini akan diterapkan di Indonesia.

Sebagai langkah awal, Presiden Jokowi mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga untuk membahas potensi skema investasi Family Office dalam rapat internal di Istana Negara Jakarta, Senin (1/06/2024).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, membenarkan adanya pembahasan penguatan ekonomi dan keuangan negara. Kementerian diundang untuk membahas Family Office, "hasilnya nanti dilaporkan," katanya.

Sandiaga menyebut bahwa Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Muhammad Yusuf Ateh, juga hadir dalam rapat tersebut.

Sejumlah pejabat yang turut hadir antara lain, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.

Diketahui sebelumnya, Sandiaga Salahuddin Uno tengah menggodok regulasi untuk menarik potensi ekonomi dari Family Office yang rencananya dipusatkan di Bali.

Sandiaga menjelaskan bahwa Family Office adalah konsep di mana keluarga menginvestasikan kekayaannya dan dikelola di suatu wilayah, sekaligus mereka bisa berwisata.

Konsep ini telah banyak diterapkan di sejumlah negara seperti Singapura, Malaysia, Monako, London, Hong Kong, dan Dubai.

Menurut Sandiaga, kantor keluarga ini menarik dan strategis untuk dikembangkan.

Ia menilai bahwa Bali lebih siap untuk konsep ini karena sudah memiliki ekosistem pariwisata yang terbangun.

Namun, untuk mendukung keberhasilan Family Office, perlu ada infrastruktur yang memadai seperti perumahan dan jaringan ekonomi digital yang baik.

Selain itu, atraksi-atraksi perlu disiapkan untuk menarik investor agar tinggal lebih lama.

Sandiaga yakin bahwa Indonesia dapat mewujudkan konsep Family Office ini, terutama karena pemerintah memiliki kebijakan golden visa yang ditujukan untuk menarik investor dan wisatawan asing yang berkualitas.

Investasi yang akan diarahkan adalah investasi hijau atau yang berkaitan dengan aktivitas ramah lingkungan.

Sandiaga menambahkan bahwa dengan adanya Family Office, length of stay investor akan sangat panjang dan mereka juga membawa pendanaan.

Keberlanjutannya, jelas Sandi, akan lebih terasa dan ini sangat cocok dengan konsep Golden Visa.

Sejarah Family Office

Sejarah Family Office dapat ditelusuri kembali ke keluarga DuPont, setelah pendirinya, Irenee DuPont, meninggal pada tahun 1834.

Tiga putranya kemudian mengambil alih manajemen pabrik mesiu ayah mereka, menjadikan mereka sebagai salah satu contoh awal dari kantor keluarga.

Keluarga Rockefeller mulai mendirikan kantor keluarga mereka pada akhir abad ke-19.

Popularitas kantor keluarga mulai meningkat pada tahun 1980-an dan sejak tahun 2005.

Jumlah kantor keluarga terus bertambah seiring dengan peningkatan jumlah orang super kaya yang mencapai rekor tertinggi.

Family Office, atau Kantor Keluarga, adalah entitas swasta yang bertanggung jawab atas manajemen investasi dan kekayaan untuk keluarga dengan kekayaan yang signifikan, umumnya dimulai dari 50 hingga 100 juta dolar.

Fokusnya adalah mengembangkan dan mengalihkan kekayaan secara efektif dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Modal keuangan perusahaan ini berasal dari kekayaan keluarga itu sendiri.

Selain mengelola investasi, kantor keluarga juga menangani tugas-tugas seperti mengelola staf rumah tangga, membuat pengaturan perjalanan, manajemen properti, aktivitas akuntansi dan penggajian sehari-hari.

Termasuk tata, manajemen urusan hukum, layanan manajemen keluarga, kelola keluarga, pendidikan keuangan dan investor, koordinasi filantropi dan yayasan swasta, serta perencanaan suksesi.

Karena memerlukan biaya operasional lebih dari $1 juta per tahun, kekayaan bersih keluarga biasanya melebihi 50-100 juta dolar dalam bentuk aset yang dapat diinvestasikan.

Beberapa Family Office menerima investasi dari individu yang bukan bagian dari keluarga pemiliknya.

Selain itu, beberapa perusahaan yang melayani banyak klien menawarkan layanan psikologi kepribadian untuk mendukung keselarasan dan komunikasi yang lebih baik di antara anggota keluarga.

Kantor keluarga dijalankan mirip perusahaan atau badan hukum, lengkap dengan pimpinan dan tim administratif.

Petugas diberi kompensasi sesuai kesepakatan dengan keluarga, biasanya dengan insentif berdasarkan keuntungan yang dihasilkan oleh kantor.

Kantor keluarga sering kali dibangun berdasarkan aset inti yang dikelola secara profesional, dan ketika keuntungan tercipta, aset tersebut dikerahkan ke dalam investasi.

Kantor keluarga dapat mempertimbangkan berinvestasi dalam ekuitas swasta, peluang modal ventura, dana lindung nilai, dan real estat komersial.

Banyak dari mereka memilih menggunakan dana lindung nilai untuk menyesuaikan kepentingan sesuai dengan tujuan penilaian risiko dan keuntungan.

Singapura Telah Berhasil

Family Office di Singapura telah menjadi salah satu tujuan terpopuler untuk mendirikan kantor keluarga di Asia berkat kerangka peraturan dan hukumnya yang jelas.

Selain itu, didukung oleh sistem peradilannya yang memiliki reputasi baik.

Menurut Singapore Economic Development Board, sejak Singapura menjadi gerbang global-Asia Pasifik.

Kantor keluarga terus tumbuh dan berkembang di bawah manajemen yang berbasis di Singapura.

Negara ini juga telah menjadi salah satu tujuan utama untuk mendirikan kantor keluarga di Asia.

Pada Januari 2023, jumlah kantor keluarga tunggal secara global mencapai 700, mengalami peningkatan tujuh kali lipat dibandingkan tahun 2017.

Singapura adalah destinasi ideal bagi perusahaan rintisan (startup) dengan ekosistem yang sangat mendukung, terutama untuk para pengusaha yang mencari modal ventura.

Selain itu, Singapura sering dipuji sebagai kekuatan ekonomi yang stabil secara politik berkat kerangka peraturan dan hukumnya yang jelas serta sistem peradilan yang memiliki reputasi baik.

Negara ini menempati peringkat pertama dalam hal stabilitas global, politik, dan operasional serta merupakan penerima investasi asing langsung (FDI) terbesar ke-4 di dunia.

Hal ini menjadikan Singapura sebagai lokasi yang berkembang bagi bisnis dengan lebih dari 3.000 startup, jaringan global yang terdiri dari 500 investor, dan lebih dari 200 inkubator serta akselerator.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS