Okupansi Hotel di Kawasan Wisata Melonjak Jelang Libur Nataru, Bali Tembus 90 Persen

Tingkat okupansi hotel di beberapa wilayah wisata meningkat jelang libur Nataru 2023/2024. (Foto: Freepik/@mrsiraphol)

PARBOABOA, Jakarta - Mendekati libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024, tingkat okupansi hotel di beberapa destinasi wisata mengalami peningkatan signifikan.

Menurut Waluyo Nugroho, Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko PT Hotel Indonesia Group (HIG), tingkat keterisian hotel di bawah pengelolaannya telah mendekati 90%, seperti yang terjadi di Bali.

Bahkan, beberapa sudah mencapai 100% terutama pada periode 30 Desember hingga tahun baru. Sementara pada 30-31 Desember, tingkat okupansi masing-masing mencapai 78,5% dan 80,8%.

Data ini membuat Waluyo optimis bahwa tingkat hunian hotel tertinggi selama periode 23 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024 akan terjadi di Bali. Pemesanan hotel di Pulau Dewata diperkirakan akan terus meningkat, mencapai sekitar 92,8%.

Sementara itu, hotel-hotel yang dikelola oleh HIG di berbagai daerah di Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan.

Di daerah Jawa, tingkat okupansi diproyeksikan mencapai 80,1%, sedangkan di wilayah Sumatra, diperkirakan meningkat dari 16,5% menjadi 74,8%. 

Nusa Tenggara juga diprediksi mengalami peningkatan signifikan, dengan tingkat okupansi mencapai 54,9% dari kondisi saat ini 28,9%.

Untuk wilayah Sulawesi dan Kalimantan, terlihat adanya lonjakan signifikan dari tingkat okupansi saat ini, yang berada pada kisaran 8,7%, menjadi 50,6%.

Secara keseluruhan, rata-rata tingkat okupansi hotel yang dikelola oleh HIG selama periode libur Natal dan Tahun Baru 2023/2024 diproyeksikan mencapai 78,8%.

Untuk itu, Waluyo mengingatkan masyarakat agar merencanakan perjalanan liburan dengan baik sehingga mendapatkan hotel di destinasi wisata yang diinginkan.

Target Kemenparekraf

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menargetkan peningkatan okupansi hotel hingga mencapai angka 80-90 persen selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.

Dalam acara The Weekly Brief di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, pada Senin (11/12/2023), Sandiaga menyatakan bahwa target tersebut masih difokuskan di beberapa destinasi andalan, seperti Yogyakarta, Bandung, Labuan Bajo, Danau Toba, Bali, dan Malang.

Pada kesempatan tersebut, Sandiaga juga menetapkan target perputaran uang selama libur Nataru sekitar Rp 250 triliun. 

Angka ini berasal dari perhitungan perkiraan jumlah wisatawan yang bergerak dan pengeluaran rata-rata mereka selama liburan.

Dengan mempertimbangkan perkiraan pergerakan wisatawan sekitar 200-250 juta, Sandiaga menargetkan pengeluaran rata-rata sekitar Rp 1 hingga Rp 2 juta per wisatawan.

Untuk memastikan kesiapan destinasi wisata menghadapi libur Nataru, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah mengeluarkan edaran. 

Edaran ini memberikan himbauan kepada destinasi wisata untuk mengantisipasi kehadiran pengunjung dengan melakukan pengecekan prosedur, pengecekan operasional, dan memastikan kesiapan sarana prasarana.

Selain itu, Sandiaga menekankan pentingnya persiapan destinasi dalam menghadapi perubahan cuaca yang dinamis. 

Hal ini mencakup penerapan prinsip Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE) untuk menjaga kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlanjutan lingkungan di destinasi wisata.

Editor: Yohana
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS