PARBOABOA, Simalungun – Meniti karir di dunia Beauty Pageant sambil menyelesaikan kuliah tidak membuat Putri Bunga Darmayanti Sianturi (22) lalai.
Ia berhasil menyelesaikan kuliahnya tepat waktu dan mencari peruntungan lain di luar.
Bunga, yang memulai kuliah pada tahun 2019, lulus pada tahun 2023.
Kecintaan Bunga terhadap dunia modeling dimulai saat terlibat dalam Pemilihan Putera/Puteri Sumatera Utara pada tahun 2022.
“Aku suka modeling. Tapi mulai terjun itu pas daftar Pemilihan Puteri Sumatera Utara,” ungkap Bunga kepada Parboaboa, Sabtu (22/6/2024).
Tahap-tahap yang dilalui tidaklah mudah. Bunga harus memulai dari tingkat kabupaten dengan tahapan administrasi, wawancara, tes intelektual, hingga tes pose.
Usahanya terbayar saat ia terpilih menjadi Puteri Sumatera Utara Kabupaten Simalungun 2022.
Bunga, yang lahir di Waringin, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, melangkah ke pentas Pemilihan Puteri Sumatera Utara 2022.
“Bangga. Tapi sebenarnya banyak kekecewaan juga,” ungkapnya.
Mimpinya terasa seperti angan-angan tanpa kepastian.
Walau Bunga menjalaninya dengan gembira, namun terpaksa mengakhiri karena kurangnya dukungan. “Mahal. Tapi semua ditanggung sendiri,” ujarnya.
Mirisnya, mereka yang mengembangkan bakat dan meluangkan waktu untuk daerah justru berjuang sendiri.
Bunga dengan bangga membawa nama Kabupaten Simalungun namun tanpa dukungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun.
Bunga berjuang di tingkat provinsi bersama puteri dari kabupaten/kota lain untuk memperebutkan titel Puteri Sumatera Utara 2022.
Bunga belum berhasil menjadi Puteri Sumatera Utara 2022, namun ia membawa pulang gelar Runner-up II Miss Grand Tourism Sumatera Utara 2022.
Pencapaian ini disyukuri Bunga, apalagi untuk dia yang baru pertama kali mengikuti kontes seperti ini.
Bunga mengikuti semua tahapan saat masih menjalani kuliah di semester 5. Tidak ada kendala di perkuliahan, namun masalah biaya terus menghambatnya.
Hingga saat ini, Bunga sudah dua kali diajak untuk menjadi perwakilan Puteri Pariwisata Sumatera Utara ke tingkat nasional, “tapi aku terkendala di biaya,” tegasnya.
Mimpi Bunga hampir terkubur penuh. Ia masih ingin terlibat dalam kontes pemilihan jika mendapat dukungan dari banyak pihak.
“Pakaian, ongkos, makan, foto, make-up, sepatu semua biaya sendiri. Mahal,” sambungnya.
Tidak berhenti di situ, Bunga merasa tidak mendapatkan apa-apa. Hadiah yang tidak sebanding, hingga program yang tidak jelas.
“Sarannya, semoga programnya lebih jelas berikutnya. Biar ga vakum,” keluhnya.
Namun, ia masih menaruh harapan besar bagi mereka yang ingin terlibat.
Bunga berharap siapapun yang ingin ikut agar lebih berlatih dan belajar, “karena saingannya berat,” lanjutnya.
Bunga tidak berhenti di situ. Ia menyelesaikan pendidikannya dan meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dari Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar Jurusan Pendidikan Ekonomi.
“Sejak bulan empat kemarin jadi guru,” ungkapnya.
Gelar akademik yang didapat dimanfaatkan dengan baik hingga kini menjadi guru ekonomi di salah satu SMA swasta di Kabupaten Simalungun.
Bunga mengabdikan diri menjadi pendidik, ia tidak mau terlarut dalam kekecewaan dari kontes pemilihan yang dilaluinya.
“Sekarang jalani yang ada (menjadi guru), kalau nanti ada kesempatan dan dukungan semoga masih bisa ikut kontes pemilihan lagi,” pungkas Bunga.
Editor: Norben Syukur