Demi Tarik Minat Pengunjung, Warga Minta Pemko Pematang Siantar Realisasikan Dana Rehabilitasi Museum Simalungun

Kondisi Museum Simalungun yang berada di Jalan Sudirman Nomor 20, Kota Pematang Siantar mendesak untuk diperbaiki, namun Pemko Pematang Siantar belum merealisasikan anggaran pemeliharaan dan perawatan untuk tahun 2022 dan tahun 2023. (Foto: PARBOABOA/Putra Purba)

PARBOABOA, Pematang Siantar - Pemerintah Kota Pematang Siantar diminta segera merealisasikan pengajuan dana rehabilitasi bangunan Museum Simalungun sebesar Rp90 juta.

Padahal dana rehabilitasi bermanfaat untuk mempercantik tampilan museum dan menarik minat masyarakat mengunjungi dan belajar tentang sejarah di Kota Pematang Siantar.

"Anggarannya seharusnya direalisasikan, karena ketika anggarannya direalisasikan dibuat untuk perkembangan museum itu juga dan untuk menjaga benda-benda cagar budaya yang bernilai sejarah dan budaya sehingga tetap dilestarikan," ujar Leni Purba (20), seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Simalungun (USI) kepada PARBOABOA, Selasa (18/7/2023)

Anggaran rehabilitasi bangunan museum tersebut sebesar Rp90 juta. Diajukan oleh Yayasan Museum Simalungun kepada Pemerintah Kota Pematang Siantar.

Leni menilai, dengan belum direalisasikannya anggaran tersebut, Pemerintah Kota Pematang Siantar seakan tidak menganggap Museum Simalungun sebagai tempat yang menarik dan berisi sejarah dan budaya Simalungun.

Padahal, Museum Simalungun merupakan ikon sejarah dan budaya di Kota Pematang Siantar yang seharusnya lebih diperhatikan baik bangunan maupun barang-barang peninggalan sejarah yang ada di dalamnya.

"Museum ini penting sebagai pewarisan nilai budaya, karena lewat ini generasi muda dapat melihat, mengetahui dan mengenal kebudayaan Simalungun sikit banyaknya," kata Leni.

Sementara Mahasiswa FKIP USI, Dian Dipa Pratiwi (19) mempertanyakan alasan pemerintah Pematang Siantar belum merealisasikan anggaran pemeliharaan dan perawatan bangunan Museum Simalungun.

"Mungkin pemerintah (Pematang Siantar) lebih ditindaklanjuti lagi soal anggaran ini. Terlebih mereka (yayasan) sudah sejak tahun lalu mengajukan. Apa sih alasannya sampai belum turun? Apalagi Museum Simalungun inikan merupakan salah satu destinasi  wisata yang harus dijaga. Tentu dalam menjaga aset-aset museum itu perlu dana," ungkapnya.

Sebagai bagian dari masyarakat, Dian juga menilai, Pemerintah Kota Pematang Siantar masih belum memberikan perhatian untuk perawatan Museum Simalungun.

"Kalaupun Museum Simalungun kurang perawatan, tentu kurang juga minat pengunjung untuk datang ke situ. Yang namanya cagar budaya memang sudah sepatutnya dijaga," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan Museum Simalungun, Djomen Purba mengatakan, pengajuan anggaran sebesar Rp90 juta akan direalisasikan tahun ini.

"Kami sudah menunggu selama satu tahun dan sudah diajukan sejak 15 Maret 2022. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk memperbaiki Museum Simalungun mengikuti bentuk aslinya," tuturnya saat dijumpai di ruang kerjanya, Selasa (18/7/2023).

Beberapa bagian Museum Simalungun yang mendesak diperbaiki yaitu pengadaan ijuk untuk mengganti atap museum yang bocor, perbaikan beberapa rangka bangunan yang sudah rapuh, pengadaan bahan cat warna merah, putih dan hitam, mengecat bangunan dan lainnya.

"Pengusulan ini untuk membuat museum jadi lebih menarik. Supaya orang mau berkunjung kemari. Baik masyarakat dari Simalungun maupun dari Kota Pematang Siantar. Sebab pengunjung yang mendatangi Museum Simalungun tidak setiap hari," ujarnya.

Jomen mengakui kurangnya perhatian pemerintah terhadap pengembangan museum, terutama dari sisi tampilan untuk meningkatkan minat pengunjung.

"Tapi karena anggarannya belum ada terealisasi kami hanya bisa sabar saja,” ujarnya.

Meski begitu, Yayasan Museum Simalungun berupaya mengatasi masalah dengan memaksimalkan sumber daya manusia (SDM) yang ada untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan di museum.

“Tetapi dengan kemampuan yang terbatas dan kurangnya perhatian pemerintah kami sepatutnya tetap memelihara aset peninggalan sejarah, baik kami dapat pembiayaan dari donatur, tapi untuk perawatan gedung kami belum bisa melaksanakan,” tutupnya.

Pantauan PARBOABOA, Museum Simalungun tampak sepi dan tidak ada pengunjung, Selasa (18/7/2023).

Kondisi bangunan museum pun kurang terawat dan tidak menarik minat pengunjung untuk mengunjungi museum. PARBOABOA pun tidak melihat adanya sosialisasi dari Pemko Pematang Siantar untuk mempromosikan kunjungan ke Museum Simalungun.

PARBOABOA juga berusaha melakukan konfirmasi kepada Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Kebudayaan di Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pematang Siantar, Lusamti Simamora. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada jawaban dari yang bersangkutan.

Editor: Kurnia
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS