PARBOABOA, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, naiknya harga beras belakangan ini sudah terdeteksi di level produsen.
Dalam keterangannya, Jumat (1/8/2023), Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartin mengatakan, hal ini dipicu harga gabah, baik gabah kering giling (GKG) ataupun gabah kering panen (GKP) yang ikut mengalami kenaikan.
Apalagi, di level produsen, kompetisi penawaran harga oleh pembeli gabah itu sendiri baik kepada petani dan penggilingan, tak bisa dihindarkan.
Sementara di sisi lain, jumlah produksi beras mulai berkurang saat ini lantaran sudah melewati masa panen yang jatuh pada juli 2023 lalu.
Dalam catatan BPS, selama Agustus 2023 ada 1.837 transaksi penjualan gabah di 27 provinsi, dengan klasifikasi transaksi gabah kering giling (GKG) 26,57%, gabah kering panen (GKP) 58,52% dan gabah luar kualitas 14,92%.
Selama periode ini, rata-rata harga GKP di tingkat petani mengalami kenaikan jika dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya, yakni Rp5.833,00 per kg atau 3,62%. Sementara, di tingkat penggilingan sebesar Rp5.979,00 per kg atau naik 3,74%.
Rata-rata harga GKG di tingkat petani naik 5,82% atau berkisar Rp6.760,00 per kg dan di tingkat penggilingan naik 5,57% atau sebesar Rp6.868,00 per kg.
Kemudian, harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp5.712,00 per kg atau naik 5,30% dan di tingkat penggilingan Rp5.829,00 per kg atau naik 4,66%.
BPS juga melaporkan, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan pada Agustus 2023 sebesar Rp11.754,00 per kg, naik sebesar 1,88% dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara, beras kualitas medium di penggilingan naik sebesar 3,19% atau Rp11.475,00 per kg dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp10.525,00 per kg atau naik sebesar 2,16%.
Pemerintah sudah mengambil langkah dalam mengendalikan harga yang naik di pasaran, salah satunya dengan pembagian 10 kg beras gratis untuk 21,3 juta rakyat miskin.
Presiden Jokowi mengatakan, pembagian beras kepada miskin akan dilakukan dalam tiga tahap, yakni pada awal September, Oktober dan Novembver.
Ia juga meminta para menteri dan kepala daerah yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi (TPI), untuk terus memantau harga beras di lapangan.
Editor: Andy Tandang