PARBOABOA, Jakarta - Di tengah tantangan ekonomi global yang melambat, Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94 persen secara tahunan pada kuartal III-2023.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produk domestik bruto (PDB) juga mengalami penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya, yakni 5,17 persen pada kuartal II-2023.
Menurut Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar, pertumbuhan ekonomi saat ini mengalami perlambatan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Ia menyebut bahwa pertumbuhan tahunan Indonesia tidak berhasil mempertahankan level di atas 5 persen seperti yang terjadi selama 8 kuartal berturut-turut.
Hal ini terjadi di tengah tantangan pertumbuhan global yang lebih lambat dan masalah seperti perubahan iklim dan penurunan ekspor komoditas utama.
Ketika perekonomian global melambat, hal ini cenderung menekan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Faktor-faktor seperti ketidakpastian perdagangan internasional, kebijakan proteksionisme dari beberapa negara, dan ketidakstabilan di pasar keuangan global dapat meredam ekspansi ekonomi.
Selanjutnya, faktor penurunan harga komoditas global juga memberikan dampak terhadap ekspor komoditas unggulan Indonesia seperti minyak kelapa sawit (CPO), nikel, dan batu bara.
Penurunan harga komoditas global, yang bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti permintaan global yang melambat, perubahan regulasi, dan volatilitas pasar, dapat mempengaruhi pendapatan dari ekspor komoditas tersebut.
Selanjutnya, Amalia menjelaskan bahwa penurunan pertumbuhan pada kuartal III adalah hal yang biasa terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, kecuali pada masa pandemi.
Meskipun beberapa negara mitra dagang utama Indonesia mengalami pertumbuhan yang lebih lambat pada kuartal III-2023 dibandingkan dengan kuartal II, seperti China dan India.
Namun, angka pertumbuhan ini tetap lebih rendah dari proyeksi pemerintah yang sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di atas 5 persen.
Dari segi spasial, hampir semua provinsi di Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2023, dengan kelompok provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi sebesar 57,12 persen dan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,83 persen (YoY).