Petani Simalungun Tetap Khawatir Meski Kuota Pupuk Subsidi Bertambah

Petani padi di Nagori Manik Hataran, Kecamatan Sidamanik, tengah melakukan aktifitas pemasangan jaring penutup untuk menghalau burung. (Foto: PARBOABOA/Pranoto)

PARBOABOA, Simalungun – Kuota anggaran pupuk bersubsidi resmi ditambah oleh Joko Widodo (Jokowi), dari yang semula 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton.

Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh kuota terserap secara maksimal dan proses tanam tidak terhambat pada musim tanam berikutnya.

Penambahan pupuk ini pun mulai didistribusikan, dan penebusannya kini lebih mudah, baik dengan menggunakan kartu tani maupun KTP.

Di Simalungun, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi setelah penambahan kuota anggaran telah mencapai 30 persen.

Hal ini diungkapkan Kepala Seksi Prasarana dan Sarana Pertanian, Zefri Zein. Ia mengatakan bahwa realisasi pupuk bersubsidi jenis Urea mencapai 34 persen, sedangkan jenis NPK mencapai 26 persen.

Akan tetapi, Zefri mengaku tidak mengetahui secara detail mengenai berapa kali masyarakat telah menerima pupuk subsidi pada 2024 ini.

“Setiap distributor pupuk memiliki jadwal yang berbeda saat pengambilan pupuk subsidi. Disesuaikan dengan musim tanam di daerah masing-masing,” ujarnya saat dihubungi PARBOABOA, Selasa (25/06/2024).

Menurutnya, setiap distributor pupuk bersubsidi memiliki target realisasi yang harus dipenuhi serta wajib menyalurkan pupuk bersubsidi secara langsung kepada masyarakat.

Zefri menambahkan, pihaknya akan tetap melakukan pemantauan dan evaluasi kepada setiap distributor pupuk bersubsidi.

“Apabila penyerapannya rendah, kami akan melakukan teguran,” katanya.

Sementara itu, Staf Administrasi Gudang PT Pupuk Sriwijaya, Rian Harahap mengungkapkan saat ini jumlah stok pupuk bersubsidi di gudang mereka berkisar 4.300 ton.

Di antara jumlah itu, terdapat jenis pupuk urea sebesar 4 ribu ton dan jenis NPK sebanyak 300 ton.

“Kapasitas gudang ada lima ribu ton dan untuk jumlah maksimal pupuk yang dapat disalurkan kepada distributor sebanyak 500 ton,” ucap Rian kepada PARBOABOA.

Petani khawatir tidak mendapatkan pupuk bersubsidi

Jumlah alokasi pupuk di Simalungun terbilang cukup besar berdasarkan data yang diungkapkan Dinas Pertanian Simalungun maupun gudang distributor PT Pupuk Sriwijaya.

Di balik itu, terdapat kekhawatiran petani di Simalungun tidak bisa memperoleh akses untuk membeli pupuk bersubsidi.

Petani asal Nagori Manik Hataran, Kecamatan Sidamanik, Simalungun, Lambok Sitio mengaku masih merasa khawatir kelangkaan pupuk sewaktu-waktu dapat terjadi di Simalungun.

“Karena nggak pasti, tiba-tiba sulit kita cari pupuk. Kalaupun ada harganya mahal kali,” ujar pria tiga anak ini.

Menurutnya, untuk mengatasi persoalan kelangkaan pupuk, petani harus menyediakan uang lebih agar apabila pupuk bersubsidi secara tiba-tiba langka, ia tetap dapat membeli pupuk non subsidi.

Lambok yang saat ini menekuni budidaya tanaman padi dan cabai merah lokal ini berharap pemerintah dapat memberikan kepastian ketersediaan pupuk secara berkesinambungan.

“Tidak ada pilihan lain, karena tanaman ini harus tetap dipupuk sesuai jadwal,” tandasnya.

Editor: Fika
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS