Prabowo Dorong Solusi Dua Negara untuk Palestina dalam Pidato di KTT PBB

Presiden Prabowo saat memberikan pidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB di Amerika Serikat (Foto: dok. PBB).

PARBOABOA, Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidato penting dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) yang membahas penyelesaian damai konflik Palestina–Israel melalui solusi dua negara. 

Forum yang digelar di Markas Besar PBB, New York, pada Senin (22/9/2025) ini dipimpin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, serta dihadiri puluhan pemimpin dunia.

Dalam forum yang juga disebut "High-Level International Conference for the Peaceful Settlement of the Question of Palestine and the Implementation of the Two-State Solution" itu, Prabowo mendapat kesempatan berbicara setelah Raja Yordania Abdullah II, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, dan Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa. 

Kehadiran Indonesia di forum ini menegaskan posisi konsisten dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina sekaligus membuka peluang peran yang lebih proaktif di kancah diplomasi global.

Dengan suara tegas, Prabowo menyampaikan rasa duka atas tragedi kemanusiaan yang masih berlangsung di Gaza. Ia menyoroti ribuan korban sipil, termasuk perempuan dan anak, yang terbunuh serta jutaan orang yang terjebak dalam kelaparan dan pengungsian. 

“Kami mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak berdosa,” ucapnya seperti disiarkan langsung di Situs PBB, Selasa (23/9/2025) dini hari waktu Indonesia.

Prabowo menegaskan komitmen Indonesia terhadap solusi dua negara sebagai jalan satu-satunya menuju perdamaian. Ia menyatakan Indonesia mendukung penuh pengakuan kenegaraan Palestina dan siap mengambil langkah berani. 

“Namun Indonesia juga menyatakan bahwa begitu Israel mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, Indonesia akan segera mengakui Negara Israel. Dan kami akan mendukung semua jaminan keamanan Israel,” serunya di hadapan anggota sidang.

Pernyataan ini dibaca banyak pihak sebagai sikap diplomatik yang strategis. Indonesia tidak hanya memperkuat solidaritas dengan Palestina, tetapi juga membuka ruang kompromi realistis yang dapat mendorong perundingan damai.

Dalam pidatonya, Prabowo juga menyinggung Deklarasi New York yang dinilai menyediakan jalan damai dan adil menuju penyelesaian konflik. 

“Kenegaraan harus berarti perdamaian, pengakuan harus berarti peluang nyata menuju perdamaian abadi. Harus ada perdamaian sejati bagi semua pihak,” tegasnya.

Selain menegaskan posisi politik, Prabowo mengumumkan kesiapan Indonesia untuk terlibat secara nyata dalam menjaga perdamaian internasional. 

Ia menegaskan kesediaan Indonesia mengirim pasukan penjaga perdamaian PBB guna mendukung implementasi solusi dua negara. 

“Kami siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kami siap menyediakan pasukan penjaga perdamaian,” ujarnya.

Prabowo juga memberikan apresiasi kepada negara-negara yang telah mengakui Palestina, seperti Prancis, Kanada, Inggris, Portugal, dan Australia. Ia menyebut pengakuan tersebut sebagai langkah yang berada di sisi sejarah yang benar. 

Sementara itu, kepada negara yang masih menolak, ia menegaskan bahwa waktu untuk bertindak tidak bisa ditunda lagi. 

“Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza. Damai, damai sekarang, damai segera. Kita butuh perdamaian,” seru Prabowo menutup pidatonya.

Pidato Prabowo ini menempatkan Indonesia dalam posisi strategis yang tetap menjaga solidaritas dengan rakyat Palestina, membuka jalan diplomasi realistis dengan Israel, sekaligus menunjukkan kepemimpinan global di bidang perdamaian internasional.

Naskah Lengkap

Berdasarkan naskah yang beredar, berikut pernyataan lengkap Prabowo dalam pertemuan puncak terkait solusi dua negara untuk Palestina di markas PBB, New York:

Yang Mulia Presiden Emmanuel Macron, Presiden Republik Prancis;

Yang Mulia Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi sebagai ketua dalam pertemuan terhormat ini;

Yang Mulia, Wakil-wakil terhormat Perserikatan Bangsa-Bangsa,

Saya ingin menyampaikan penghargaan terdalam dan rasa hormat tertinggi kami kepada Pemerintah Prancis dan Kerajaan Arab Saudi atas kepemimpinan mereka dalam menyelenggarakan musyawarah penting ini.

Dengan berat hati, kami mengenang tragedi tak tertahankan yang sedang berlangsung di Gaza: ribuan nyawa tak berdosa-banyak di antaranya perempuan dan anak-anak-telah terbunuh, kelaparan mengancam, dan bencana kemanusiaan sedang terjadi di depan mata kita. Kami mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa.

Oleh karena itu, hari ini dengan bermartabat kita berkumpul untuk mengemban tanggung jawab historis kita. 

Tanggung jawab ini tak hanya menyangkut nasib Palestina, tetapi juga masa depan Israel, dan juga kredibilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kami mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa.

Oleh karena itu, Indonesia sekali lagi menegaskan kembali komitmennya terhadap Solusi Dua Negara dalam masalah Palestina. Hanya Solusi Dua Negara yang akan membawa perdamaian. 

Kita harus menjamin kenegaraan Palestina, tetapi Indonesia juga menyatakan bahwa begitu Israel mengakui kemerdekaan negara Palestina, Indonesia akan segera mengakui Negara Israel dan kami akan mendukung semua jaminan keamanan Israel.

Deklarasi New York telah menyediakan jalan damai dan adil menuju perdamaian. Kenegaraan harus berarti perdamaian, pengakuan harus berarti peluang nyata menuju perdamaian abadi. Perdamaian sejati haruslah bagi semua pihak.

Yang Mulia,

Kami mengapresiasi negara-negara terkemuka di dunia yang telah mengambil langkah berprinsip ini: Prancis, Kanada, Australia, Inggris, Portugal, dan banyak negara terkemuka lain di dunia telah mengambil langkah di sisi sejarah yang benar. 

Pengakuan Negara Palestina adalah langkah yang tepat di sisi sejarah yang benar.

Kepada mereka yang belum bertindak, kami katakan: sejarah tidak tinggal diam. Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza, dan mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita. 

Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan. Kita harus mengatasi kecurigaan. Kita harus mencapai perdamaian yang dibutuhkan umat manusia. Kami siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kami bersedia menyediakan pasukan penjaga perdamaian.

Terima kasih banyak. Damai, damai sekarang, damai segera. Kita butuh perdamaian.
Terima kasih banyak.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS