Presiden Zelensky Kunjungi Washington, Minta Lebih Banyak Bantuan Militer 

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky ke AS untuk mendapatkan lebih banyak bantuan militer. (Foto: X/@senguptacanada)

PARBOABOA, Jakarta - Hubungan bidang militer dan pertahanan antara Amerika Serikat (AS) dan Ukraina makin mendalam. 

Hal itu tampak dari kunjungan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky ke AS untuk mendapatkan lebih banyak bantuan militer. 

Pertemuan penting antara Presiden Joe Biden dan Presiden Zelensky berlangsung selama dua jam di Ruang Timur Gedung Putih. 

Biden mengatakan kepada Presiden Zelensky, dukungan kuat AS terhadap upaya Ukraina untuk mengusir pasukan Rusia akan tetap kokoh. 

Salah satu bentuk dukungan AS yakni pengiriman tank Abrams Amerika pertama ke Ukraina yang akan segera dilakukan. 

Selain itu, Washington juga akan mengirimkan baterai pertahanan udara Hawk kedua buatan Raytheon dan peralatan terkait kepada Ukraina. 

Hingga saat ini,  AS telah mengirimkan bantuan keamanan dan kemanusiaan degan nilai total mencapai 113 miliar dolar AS untuk membantu pemerintahan Zelensky sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022.

Zelensky pun mengucapkan terima kasih atas paket bantuan militer terbaru senilai 325 juta dolar yang mencakup senjata dan sistem pertahanan udara selama kunjungan ini. 

Dia menyebut paket bantuan sedang diperlukan oleh tentara Ukraina saat ini.

Selanjutnya, Zelensky akan mendiskusikan kebutuhan pertahanan Ukraina dengan Biden, dengan penekanan khusus pada pertahanan udara.

Selain pembicaraan terkait batuan militer, pertemuan keduanya juga membahas upaya memperluas ekspor gandum Ukraina. Sayang hasil detail dari pembicaraan tentang tema ini tak dirinci dengan jelas. 

Pertentangan di Internal AS

Permintaan Biden untuk menambah pendanaan untuk Ukraina sebesar 24 juta dolar AS mendapat tentangan dari kelompok garis keras Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat.

Beberapa anggota Partai Republik, seperti Senator Rand Paul, yang sering kali mengkritik bantuan asing, menjadi simbol dari oposisi ini.

Paul menggambarkan Ukraina sebagai rezim yang korup dan meragukan kemungkinan berakhirnya perang.

Untuk mengatasi kondisi ini, Biden menegaskan, satu-satunya cara adalah dengan memperoleh persetujuan Kongres AS.

Editor: Umaya khusniah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS