Putra Pemimpin Chechnya Pukul Pria Rusia yang Bakar Al Quran, Kremlin Diam

Adam Kadyrov memukuli pria Rusia yang dituduh telah membakar Al Quran, Nikita Zhuravel. (Foto: Tangkapan layar X/@TheRoses2022)

PARBOABOA, Jakarta - Kedekatan antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dan pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov memang sudah tak terbantahkan.

Bahkan saat putra Kadyrov yang bernama Adam Kadyrov memukul pria Rusia yang dituduh telah membakar Al Quran, Nikita Zhuravel, Kremlin enggan mengomentari. 

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam konferensi pers harian mengaku tidak akan mengomentari insiden tersebut. 

Peristiwa ini mencuat ke publik setelah Kadyrov pada Senin (25/9/2023) mengunggah video dimana tampak seorang remaja tengah meninju dan menendang pria lain yang meringkuk di kursi. 

Remaja itu lantas menjatuhkan pesakitan tersebut ke tanah lalu menampar memukul kepalanya. 

Ternyata, remaja itu bernama Adam, putra Kadyrov yang berumur 15 tahun. Sementara korban pemukulan yakni Zhuravel.

Belum ada keterangan kapan peristiwa pemukulan itu terjadi. 

Dalam unggahan tersebut, Kadyrov mengaku bangga atas apa yang dilakukan Adam. 

Kadyrov mengklaim menghormati anaknya karena telah melakukan pembelaan atas kehormatan, martabat dan agamanya. 

Sebelumnya, Komite Investigasi Rusia pada Mei lalu mengatakan Zhuravel ditangkap karena membakar Al-Quran di Kota Volgograd. 

Kepada petugas, pelaku mengakui perbuatannya dan melakukannya dengan imbalan sejumlah uang dari intelijen Ukraina.

Pembakaran kitab suci umat Islam itu tidak terjadi di Chechnya, tapi komite investigasi menyerahkan Zhuravel ke pihak berwenang di Chechnya. 

Alasannya, warga Chechnya yang memang mayoritas muslim memintanya dengan alasan, mereka merupakan korban atas kejahatan Zhuravel. 

Pemukulan Warga Rusia Timbulkan Komentar Negatif

Pemukulan terhadap seorang tahanan etnis Rusia yang tidak berdaya di dalam tahanan oleh putra Kadyrov bagi sebagaian pihak dinilai berpotensi mempermalukan Kremlin.

Rybar, sebuah blog perang dengan 1,2 juta pelanggan yang mendukung dan mengomentari perang Putin di Ukraina menyebut pemukulan itu sebagai tindakan ilegal.

Saluran serupa lainnya, Gray Zone, mengatakan apa yang terjadi adalah sebuah kekejaman.

Selain itu, mantan penulis pidato Kremlin yang kini menjadi kritikus keras Putin, Abbas Gallyamov mengatakan, perilaku Kadyrov merupakan masalah bagi presiden Rusia.

Tokoh yang kini disebut agen asing ini mengatakan, betapa pun bodohnya warga Volgograd yang membakar Al-Quran, dia tetaplah seorang etnis Rusia. 

Namun Presiden Putin justru menyerahkannya untuk dihajar oleh orang-orang Chechnya. 

Dia pun mengklaim orang Rusia tidak membenarkan tindakan tetrsebut. 

Kedekatan Rusia-Chechnya

Wilayah Muslim Chechnya terlibat dua perang separatis dengan Rusia setelah pecahnya Uni Soviet pada 1991.

Namun Kadyrov, putra seorang mantan pemberontak yang beralih mendukung Kremlin, telah diberi dana besar oleh Putin dan kebebasan untuk memerintah wilayah tersebut. 

Namun sebagai imbalan, dia harus menjaga stabilitas dan kesetiaannya kepada Moskow.

Editor: Umaya khusniah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS