RS Anak di Ukraina jadi Sasaran Rusia, Amerika Siapkan Bantuan Senjata

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky (Foto:Situs VOI)

PARBOABOA, Jakarta – Perang Rusia dengan Ukraina hampir tak berujung. Hubungan dan kondisi kedua negara ini terus memanas.

Terbaru, Rusia menyerang kota-kota di Ukraina dengan serangan rudal yang menewaskan puluhan masyarakat sipil.

Serangan itu, bahkan menghancurkan sebuah rumah sakit anak-anak di Kyiv.

Seperti dilansir AFP, Selasa (9/7/2024), sejumlah sukarelawan termasuk staf rumah sakit dan petugas penyelamat menggali puing-puing dari rumah sakit anak Okhmatdyt.

Usaha ini dilakukan untuk mencari korban selamat setelah terjadinya pemboman yang jarang terjadi pada siang hari.

Menanggapi serangan tersebut, Pemerintah Amerika berjanji akan memberikan bantuan persenjataan sistem pertahanan udara kepada Ukraina.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Amerika Joe Biden dalam pertemuan ke-75 NATO di Washington DC, Amerika Serikat, pada Rabu (10/7/2024) waktu setempat.

Melansir AFP, Biden menyampakan komitmen pihaknya untuk membantu Ukraina, “pada hari juga, saya akan mengumumkan pemberian donasi bersejarah berupa alat pertahanan udara kepada Ukraina," ujarnya.

Biden menambahkan bahwa bantuan persenjataan udara ini tidak hanya datang dari Amerika dengan sistem pertahanan udara Patriot, tetapi juga dari Jerman, Rumania, dan Belanda.

Ia juga menyatakan bahwa Amerika dan negara-negara lain akan terus memberikan bantuan pertahanan udara lainnya untuk Ukraina.

Mengutip AFP, Jerman dan Rumania telah mengirimkan dua sistem Patriot mereka.

Sementara itu, Belanda sedang bekerja untuk memasang dan membantu Kyiv.

Demikian pun dengan Italia yang  juga akan memberikan bantuan sistem pertahanan misil kepada Ukraina.

Sama dengan Amerika, pemberian bantuan ini tidak terlepas dari serangan Rusia-terhadap Ukraina tersebut.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan rumah sakit anak-anak dan area pemukiman warga.

Zelensky memastikan bahwa mereka akan membalas serangan yang dilakukan Rusia, tetapi menunggu komitmen mitra mereka dalam merespons serangan Rusia.

Di sisi lain, pemerintah Rusia membantah serangan tersebut.

Juru Bicara Istana Kepresidenan Rusia, Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan, mereka hanya menargetkan obyek militer dengan senjata presisi tinggi untuk menghindari korban sipil.

Ia menjelaskan pihaknya tidak menyerang dengan sasaran sipil.

Menurutnya,serangan dilakukan terhadap fasilitas dan infrastruktur penting militer , dan target utamanya adalah militer’

“Semua yang terkait dengan potensi militer rezim Kyiv," tegas Dmitry dalam keterangannya pada Selasa (9/7/2024).

Kronologi Serang Rusia 

Direktur RS Okhmatdyt, Volodymyr Zhovnir, menjelaskan kronologi serangan udara Rusia di rumah sakit anak-anak terbesar di Ukraina.

Penjelasan tersebut disampaikan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB.

Zhovnir mengungkapkan bahwa pada pukul 09.52 pagi, sirine serangan udara berbunyi.

Para staf rumah sakit segera memindahkan pasien ke tempat perlindungan bom.

Pada pukul 10.42 pagi, ledakan kuat terasa di tempat perlindungan bom.

Ia menjelaskan, saat itu, tanah dan dinding bergetar.

Melalui rilis pertemuan PBB ke-9.682, Selasa (9/7/2024), ia menjelaskan, baik anak-anak maupun orang dewasa, berteriak dan menangis karena ketakutan.

 Zhovnir menyebut sebuah rudal menghantam departemen perawatan intensif dan terapi untuk keracunan kronis.

Serangan rudal tersebut menyebabkan lantai-lantai runtuh dan teriakan minta tolong terdengar di mana-mana.

"Lantai runtuh, dan kami bisa mendengar orang-orang berteriak minta tolong dari bawah reruntuhan," katanya.

Menurut laporan Zhovnir, saat serangan terjadi, 300 orang terluka, termasuk delapan anak-anak. Korban meninggal sebanyak dua orang dewasa.

Lebih lanjut, Zhovnir melaporkan bahwa 600 pasien harus dievakuasi, dan gedung toksikologi serta departemen traumatologi rumah sakit hancur total.

Zhovnir mengakui, pihaknya sangat menyayangkan serangan tersebut.

Menurutnya, menyerang rumah sakit anak-anak di mana anak-anak dirawat, "bukan hanya kejahatan perang, tetapi jauh melampaui batas-batas kemanusiaan," terangnya.

Sementara itu, Pemerintah Ukraina melaporkan jumlah korban yang lebih tinggi.

Mengutip Reuters, Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa korban tewas mencapai 37 orang, termasuk tiga anak-anak.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS