PARBOABOA, Pematangsiantar - Hingga Selasa waktu setempat, atau Rabu (20/4/2022) WIB, Rusia terus mengerahkan kekuatan militernya di wilayah timur Ukraina.
Moskow berusaha membelah Ukraina menjadi dua bagian agar dapat mengontrol pusat industri dan pertambangan batubara yang sangat vital di wilayah Donbas.
Jika perang fase kedua ini sukses, maka Presiden Rusia Vladimir Putin akan menerima kemenangan dan pasukannya akan dengan mudah menjatuhkan ibu kota Ukraina, Kyiv, meski banyak korban jiwa yang berjatuhan.
Di Mariupol, kota pelabuhan di wilayah Donbas, militer Ukraina menyebut Tentara Merah tanpa henti menjatuhkan bom-bom berat guna meratakan pabrik baja terbesar di wilayah itu. Lokasi yang juga menjadi tempat persembunyian pejuang Ukraina dan warga sipil.
Kota-kota lainnya di timur, seperti Kharkiv dan Kramatorsk, juga digempur serangan mematikan. Moskow mengatakan telah menghancurkan wilayah di Kota Zaporizhzhia dan Dnipro, sebelah barat Donbas, dengan rudal.
Juru bicara Kementeriam Pertahanan Rusia, Mayjen Igor Konashenkov mengatakan pasukannya telah membombardir banyak lokasi persembunyian militer Ukraina. Namun klaim itu belum bisa diverifikasi secara independen oleh kantor berita Associated Press.
Kemenangan Rusia di Donbas akan mencekik industri Ukraina sepenuhnya. Seluruh pertambangan, pabrik baja dan logam, serta mesin dan pabrik-pabrik berperalatan berat terletak di wilayah timur itu.
Seorang pejabat senior dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, kepada Associated Press, mengatakan Rusia telah mengerahkan dua tambahan unit tempur, alias kelompok batalion taktis, di Ukraina dalam 24 jam terakhir.
Hal itu membuat jumlah total unit tentara Rusia di Ukraina menjadi 78 yang tersebar di timur dan selatan. Jumlah itu meningkat 65 unit jika dibandingkan dengan pekan lalu, kata pejabat itu.
Pukul Mundur Pasukan Rusia
Sementara itu, tentara Ukraina dilaporkan berhasil memukul mundur pasukan Rusia di Donbas. Hal itu diungkapkan oleh militer Inggris, Rabu dini hari WIB.
Dalam laporannya, London menyebutkan bahwa serangan Rusia di garis kendali Donbas terus meningkat pada Selasa. Akan tetapi, pasukan Ukraina berhasil menghalau berbagai upaya Tentara Merah untuk bergerak maju lebih jauh.
“Kemampuan Rusia untuk maju terus dipengaruhi oleh tantangan lingkungan, logistik, dan teknis yang telah menimpa mereka sejauh ini, dikombinasikan dengan ketahanan Angkatan Bersenjata Ukraina yang bermotivasi tinggi,” demikian klaim militer Inggris dalam pernyataannya, seperti dikutip Reuters.
Rusia memulai serangan gelombang baru di timur Ukraina sejak Senin (18/4/2022) malam. Rentetan ledakan terjadi di sepanjang garis depan, termasuk Donetsk.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pun menyebut Rusia telah memulai “Pertempuran Donbas”.
“Tidak peduli berapa banyak pasukan Rusia yang mereka kirim ke sana, kami akan melawan. Kami akan mempertahankan diri,” kata Zelensky, dalam rekaman video, Selasa.
Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak mengatakan, fase kedua perang telah dimulai. Dia meyakinkan kepada rakyat Ukraina bahwa tentaranya akan mampu menahan serangan Rusia. “Percayalah kepada tentara kita, sangat kuat,” katanya.