Yuk Kenalan! Saima Wazed, Direktur Regional WHO Asia Tenggara Baru

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus (kiri), dan Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara Saima Wazed (kanan). (Foto: WHO)

PARBOABOA, Jakarta - Saima Wazed secara resmi dipilih Dewan Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagai Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara.

Dalam pidato penerimaannya di Jenewa, Swiss, Wazed mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Negara Anggota atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. 

"Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan saya sangat senang memulai perjalanan ini bersama kalian semua. Saya bersemangat untuk semua yang dapat dan akan kita lakukan bersama dalam beberapa tahun mendatang," ujarnya, Rabu (24/1/2024). 

Wazed akan memulai masa jabatan lima tahunnya pada 1 Februari 2024. Ia merupakan orang pertama dari Bangladesh dan wanita kedua yang menjabat sebagai Direktur Regional WHO untuk kawasan Asia Tenggara. 

Wazed dinominasikan sebagai Direktur Regional berdasarkan sebuah pemungutan suara Komite Regional untuk Asia Tenggara pada 1 November 2023 lalu, di New Delhi, India.

Dalam program prioritasnya,  Wazed mengatakan, "Yang pertama adalah fokus kuat pada kesehatan mental, sebuah area yang lama diabaikan. Sudah saatnya kita melawan penyakit mental yang bisu yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan yang terpengaruh. Saya akan bekerja untuk memastikan kesetaraan relatif antara kesehatan fisik dan mental dalam sistem kesehatan kita.”

Kedua, kata dia, ia berharap untuk merancang dan melaksanakan intervensi khusus untuk wanita dan anak-anak, termasuk wanita hamil. Ini akan dibuat dengan pendidikan, pemberdayaan, dan pencegahan dalam pikiran.

Hal itu dijanjikannya dapat terealisasikan secara terstruktur dengan pendekatan life-course. 

Hal itu klaimnya akan mencakup kesejahteraan dan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif, program vaksinasi dan nutrisi, promosi kesejahteraan fisik dan mental, serta ketahanan. 

Wazed menambahkan, setiap kesuksesan yang dicapai akan memiliki dampak dan manfaat multigenerasi yang bertahan lebih lama. 

Berharap, keberhasilan di bidang ini memberikan efek berantai di masyarakat, bahkan meningkatkan kesehatan sosial dan ekonomi komunitas.

Adapun prioritas ketiganya yaitu penggunaan teknologi. Menurutnya pnggunaan teknologi yang besar selama beberapa dekade terakhir memungkinkan inovasi yang tak terhitung banyaknya di berbagai bidang kesehatan masyarakat.

Menurutnya, dampak revolusi digital terhadap kesehatan menjanjikan banyak hal, mulai dari telemedisin dan pemantauan pasien jarak jauh, hingga diagnostik berbasis data dan rencana pengobatan personalisasi.

Wazed juga menekankan pentingnya kemitraan, kolaborasi, dan pembiayaan yang transparan, berkelanjutan, dan memberikan pengembalian investasi yang memadai.

Area Prioritas

Ia menuturkan, cakupan kesehatan universal  memperkuat sistem kesehatan berdasarkan pendekatan Primary Health Care.

Ia juga mengklaim akan memantau ketidaksetaraan kesehatan untuk mengidentifikasi dan melacak populasi yang kurang beruntung. 

Termasuk kata dia, akan fokus pada bukti dan data untuk merumuskan pendekatan berorientasi kesetaraan dan menangani kebutuhan semua kelompok. Hal itu menurutnya agar semua memiliki akses ke layanan berkualitas secara setara dengan yang lain.

Kesiapsiagaan Pandemi

Ia berkomitmen akan mendorong negara-negara anggota melibatkan seluruh masyarakat untuk kesiapsiagaan dan respons pandemi yang efektif.

Khususnya kata dia, dalam perencanaan multilevel untuk kesiapsiagaan pandemi yang juga terkait dengan penguatan sistem kesehatan.

Kolaborasi dan Kemitraan

Menurutnya, perlu regional dan multisektoral untuk mempromosikan secara aktif sektor pendidikan, ekonomi, sosial, pengentasan kemiskinan, pembangunan, dan berbagai sektor peraturan dalam perencanaan kesehatan secara keseluruhan di negara anggota.

Termasuk bekerja sama dengan banyak sektor untuk menangani semua determinan kesehatan.

Pentingnya Pengumpulan Data

Selain itu, untuk membangun sistem data dan pelaporan yang inovatif dan spesifik konteks juga dianggapnya penting, hal itu untuk mengukur implementasi strategi dan meningkatkan pengambilan keputusan.

Baginya penting juga mendirikan pengumpulan data tentang ketidaksetaraan gender, kerugian sosioekonomi, dan masalah spesifik yang dihadapi oleh masyarakat adat, pengungsi & populasi migran yang terlantar akibat konflik, krisis ekonomi dan lingkungan.

Janji Tangani Perubahan Iklim 

Ia menuturkan tindakan pencegahan dan mitigasi juga harus menjadi perhatian, yaitu dengan mengintegrasikan tindakan perubahan iklim ke dalam kebijakan, strategi, dan perencanaan nasional.

"Memantau dampak kesehatan dari perubahan iklim dan lingkungan dan memprioritaskan ketahanan sektor kesehatan terhadap perubahan iklim dan lingkungan," paparnya. 

Ia juga berjanji akan fokus pada kelompok marjinal dan rentan - dengan memprioritaskan kebutuhan dengan menyediakan layanan pencegahan dan kuratif, sehingga untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.

Tentang Saima Wazed

Saima Wazed memiliki gelar Sarjana dari Barry University di Florida, AS, dan memegang gelar master dalam psikologi klinis.

Ia juga kandidat doktor dalam Organizational Leadership dari universitas yang sama.

Sejak 2019, Wazed telah menjadi Penasihat Direktur Jenderal WHO dalam Hal Kesehatan Mental dan Autisme dan telah menjadi anggota Panel Penasihat Ahli WHO tentang Kesehatan Mental sejak 2014.

Wazed sebelumnya telah ditunjuk sebagai Duta Besar Baik untuk Autisme di WHO Asia Tenggara pada tahun 2017. Ia juga turut menulis WHO South-East Asia Regional Strategy on Autism Spectrum Disorder pada tahun yang sama.

Lebih dari iru, Wazed juga merupakan Associate Fellow di Program Kesehatan Global Chatham House, Inggris, Ketua Komite Penasihat Nasional tentang Autisme dan NDDs, Dhaka Bangladesh, dan Ketua Yayasan Shuchona, Dhaka, Bangladesh.

Wazed pernah dianugerahi 'Excellence in Public Health' oleh Kantor Regional WHO Asia Tenggara pada tahun 2014, dan Ibrahim Memorial Gold Medal pada tahun 2016 oleh Dr Ibrahim Memorial Council, Bangladesh, atas karyanya dalam autisme dan gangguan perkembangan saraf.

Pada tahun 2017, Wazed juga pernah menerima Penghargaan Juara Internasional dari organisasi AS Shema Kolainu atas pekerjaannya dalam bidang autisme di Asia Tenggara. 

Adapun pada tahun 2019, ia dianugerahi Innovative Women Leaders in Global Mental Health oleh Global Mental Health Programs, Columbia University, AS.

Editor: Aprilia Rahapit
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS