PARBOABOA, Jakarta - Pertempuran tentara Israel dan Hamas masih terus berlanjut pascaserangan di perbatasan Gaza, Sabtu (7/10/2023).
Hingga pada Senin (9/10/2023), pasukan Israel masih berupaya mengusir kelompok bersenjata Hamas yang bersembunyi.
Kepala juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, pasukannya telah kembali merebut area-area yang sempat dikuasai militan.
Meski demikian, bentrokan-bentrokan kecil terus berlanjut karena beberapa pria bersenjata Palestina masih aktif melancarkan serangan.
Serangan Hamas kali ini telah menewaskan 700 orang Israel dan menyandera puluhan orang lainnya.
Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan ratusan warga sipil Israel tergeletak di jalan-jalan kota setelah ditembak mati di sebuah diskotik outdoor.
Selain itu, banyak juga warga Israel yang diculik dari rumah mereka.
Serangan Balasan Israel
Militer Israel merespons serangan Hamas dengan pemboman terbesar yang pernah terjadi di Jalur Gaza.
Jet tempur, helikopter, dan artileri menyerang lebih dari 500 sasaran Hamas dan Jihad Islam di Jalur Gaza pada Minggu malam.
Salah satu sasaran tersebut termasuk pusat komando Hamas dan Jihad Islam serta kediaman pejabat senior Hamas, Ruhi Mashtaa.
Sekitar 500 orang tewas dan lebih dari 2.750 orang lainnya terluka.
Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Udara Israel mengatakan pihaknya menjatuhkan sekitar 2.000 amunisi dan lebih dari 1.000 ton bom di Gaza yang ditujukan pada lebih dari 8.000 sasaran di Gaza dalam 20 jam terakhir.
Di antara sasarannya adalah tiga peluncur roket yang diarahkan ke Israel, sebuah masjid tempat militan beroperasi, dan 21 gedung bertingkat yang menjadi tempat aktivitas militan.
Pemerintah Zionis juga sedang mempertimbangkan untuk melancarkan serangan darat.
Hal ini didukung dengan adanya sekitar 300.000 pasukan cadangan yang telah diaktifkan hanya dalam dua hari.
Di lain pihak, sekutu utama Hamas di dunia internasional, Iran, mengucapkan selamat atas serangan tersebut.
Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, Yahya Rahim Safavi mengatakan pihaknya akan mendukung para pejuang Palestina sampai pembebasan Palestina dan Yerusalem.
Meski demikian, misi Hamas di PBB membantah bahwa Teheran terlibat dalam operasi tersebut.
Nasib WNI
Dalam keterangannya kepada Parboaboa, Dirjen PWNI dan BHI, Joedha Nugraha mengatakan, Kementerian Luar Negeri terus berkoordinasi dengan sejumlah KBRI seperti KBRI Amman, KBRI Cairo dan KBRI Beirut untuk memonitor situasi di Palestina.
Kementerian Luar Negeri juga menyiapkan rencana kontingensi.
"Evakuasi menjadi salah satu bagian dari rencana kontingensi tersebut," katanya.
Data terbaru yang dimiliki Kementerian Luar Negeri, saat ini terdapat 45 WNI di Palestina.
Sebanyak 10 WNI berada di Gaza dan 35 WNI berada di Tepi Barat.
Selain mereka, terdapat 230 WNI yang sedang berwisata religi di berbagai titik di Israel.
"Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban," katanya.
Kemlu meminta para WNI di Pelestina dan Israel untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan terus menjalin komunikasi dengan Perwakilan RI.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri meminta WNI tidak melakukan perjalanan baik ke Palestina dan Israel sementara waktu.