PARBOABOA, Seoul - Korea Selatan (Korsel) mengambil langkah tegas dalam menghadapi potensi serangan dari Korea Utara (Korut) dengan menggelar latihan pertahanan udara nasional. Ini merupakan latihan pertahanan udara pertama Korsel dalam enam tahun terakhir.
Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel mengumumkan, sirene peringatan serangan udara akan terdengar pada Rabu, (23/8/2023) pukul 14.00 waktu setempat. Saat itu, para pengguna jalan di sekitar 200 wilayah di Korsel diminta untuk segera menepi dan mencari tempat berlindung yang aman.
Warga yang tengah berjalan kaki diharapkan menuju tempat penampungan yang telah ditentukan atau bergegas ke ruang bawah tanah terdekat. Di hampir 500 tempat seperti supermarket, bioskop, dan fasilitas umum lainnya, para pengunjung akan diarahkan dalam proses evakuasi yang terorganisir.
Sebagai informasi, Korsel telah mempersiapkan sekitar 17.000 tempat penampungan yang tersebar di seluruh wilayah negara dengan populasi sekitar 52 juta jiwa.
Namun, di wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan Korut, penduduk harus bersiap menghadapi skenario tambahan. Ini meliputi latihan penanganan situasi terkait kimia, biologi, dan radiologi. Seluruh penduduk dalam skenario ini diharapkan memakai masker gas dan menggunakan pasokan makanan darurat yang telah disiapkan.
Meski latihan berlangsung, lembaga medis serta transportasi umum akan beroperasi seperti biasa. Ini untuk memastikan bahwa aspek kehidupan penting tetap terjaga.
Sehari sebelumnya, Selasa (22/8/2023) beberapa pusat komunitas yang berada di dekat kompleks apartemen di Seoul telah mengumumkan rencana latihan ini melalui pengeras suara. Pengumuman ini memberi instruksi kepada warga agar memperhatikan arahan-arahan yang akan disampaikan melalui siaran radio.
Latihan pertahanan udara nasional ini menjadi bagian integral dari latihan pertahanan sipil tahunan yang dikenal dengan nama Ulchi Freedom Shield. Latihan ini dimulai oleh pasukan gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) pada Senin, (21/8/2023).
Inti dari latihan pertahanan udara ini adalah untuk melatih efektivitas pasukan dalam menghadapi serangan udara nyata dan meningkatkan respons terhadap kemungkinan serangan dari Korut atau ancaman lainnya. Upaya ini penting mengingat meningkatnya potensi ancaman dari Korut yang melibatkan senjata nuklir dan rudal.
2 Negara Korea yang Tak Akur
Hubungan dua negara Korea ini memang makin tegang. Bahkan pada awal tahun ini, Korse kembali menyebut negara tetangganya sebagai “musuh kita”. Sebutan itu tertuanng dalam buku putih atau dokumen pertahanan Korsel yang diterbitkan dua tahun sekali.
Hubungan antara kedua Korea telah menjadi tegang sejak lama. Sejak konflik 1950-1953, keduanya telah berada dalam jalur yang berbeda. Korut memiliki hubungan dekat dengan China, sedangkan Korsel bersahabat dengan Amerika Serikat.
Hingga kini, perbedaan pandangan politik dan sejumlah isu sensitif antara kedua negara belum menemukan penyelesaian. Ketegangan geopolitik telah mempengaruhi kerja sama dan menghambat upaya meredakan konflik di antara mereka.
Salah satu isu yang paling sensitif dalam perkembangan hubungan keduanya adalah program nuklir Korut. Upaya untuk mencapai denuklirisasi dan menghindari eskalasi konflik nuklir tetap menjadi fokus utama komunitas internasional dalam menjaga stabilitas regional.