Debat Perdana Capres-Cawapres, Siapa yang Paling Unggul?

Pasangan nomor urut 3, Ganjar-Mahfud diprediksi akan mengungguli debat perdana pilpres. (Foto: Instagram/@aniesbaswedan)

PARBOABOA, Jakarta – Debat perdana Capres-Cawapres akan segera dimulai pada Selasa (12/12/2023) pukul 19.00 WIB dan disiarkan langsung melalui TVRI dan RI.

Debat hari ini bakal membahas tema penting, yaitu 'pemberantasan korupsi, peningkatan layanan publik, kerukunan warga, pemerintahan, hukum, HAM, dan penguatan demokrasi.'

Lantas, siapa yang bisa meyakinkan masyarakat untuk mengurai sejumlah persoalan yang diangkat dalam debat tersebut?

Menurut Pengamat Politik, Yeftha Yerianto Sabaat, semua pasangan capres-cawapres memiliki potensi untuk mendominasi debat, bergantung pada tema dan isu yang diangkat.

Namun, untuk debat perdana ini, Yeftha lebih memilih pasangan nomor urut 3, Ganjar-Mahfud.

Ganjar, dengan latar belakang ilmu politik dan pemerintahan, dianggap memiliki keunggulan dalam menghadapi isu-isu terkait administrasi pemerintahan.

Sementara Mahfud, dengan keahlian di bidang hukum dan hak asasi manusia, termasuk pemberantasan korupsi, dianggap lebih unggul.

"Kalau soal pemberantasan korupsi juga saya kira paslon ini lebih diunggulkan karena Mahfud sendiri dalam diskusi dan debat di ruang publik selalu bicara lantang soal pemberantasan korupsi," katanya kepada PARBOABOA, Selasa (12/11/2023).

Kendati demikian, Ganjar sebagai Capres dinilai belum terlalu jago dalam beretrorika. Padahal, salah satu kekuatan debat adalah mahir beretorika sebagai basis dalam berargumentasi.

Menurut Yefta, kelebihan itu justru dimiliki oleh Anies Baswedan. Ia mengatakan, "Anies saya kira pengalaman pemerintahan tidak sebegitu baik Ganjar dan Mahfud. Hanya kemampuan retorika Anies bisa jadi basis argumen dalam proses debat."

Sementara itu, Prabowo Subianto dinilai cukup menguasai tema yang ada. Namun, Yefta menyoroti kecenderungan yang sangat tendensius pada isu Hukum dan HAM.

Menurutnya, hal ini dapat memengaruhi dinamika debat dan perbandingan dengan pasangan calon lainnya.

"Sedangkan Prabowo saya kira cukup menguasai tema yang ada hanya saja akan sangat tendensius pada isu Hukum dan Ham," katanya.

Soal penguatan demokrasi, Yefta mengaku bahwa dirinya akan merata di setiap paslon karena hampir semua semuanya punya pengalaman elektoral yang bisa jadi basis argumen mereka dalam berdebat.

Ia juga menekankan, setiap paslon memiliki keunikan dan kelemahan masing-masing, dan debat-debat mendatang akan menjadi arena untuk menguji kemampuan dan pandangan mereka terkait berbagai isu strategis di Indonesia.

Editor: Rian
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS