Strawberry Parents, Pola Asuh Orangtua yang Bikin Anak Bermental Lemah

Pola Asuh Strawberry Parents (Foto : Freepik.com)

PARBOABOA – Pada dasarnya, pola asuh merupakan strategi yang digunakan orang tua saat membesarkan anak-anak mereka. Pola asuh orang tua tidak boleh disepelekan, sebab dapat berpengaruh pada pembentukan karakter anak. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah tentang istilah strawberry parents.

Gaya ini mencakup perilaku dan sikap orang tua, serta lingkungan emosional tempat anak-anak diasuh. Para peneliti berpendapat bahwa gaya ini berkaitan erat dengan pola asuh dan karakter anak. Sebagian besar beranggapan bahwa efek ini dapat terbawa hingga saat dewasa.

Lantas, apa itu strawberry parents dan bagaimana dampaknya terhadap anak-anak? Berikut ini, Parboaboa akan memberikan penjelasan secara mendalam terkait hal tersebut.

Apa itu Strawberry Parents?

Arti strawberry parents (Foto: Freepik.com)

Psikolog Diana Baumrind berpendapat bahwa ada beberapa dimensi penting dalam mengasuh anak. Dari hasil penelitiannya terhadap lebih dari 100 anak usia prasekolah, diketahui ada empat pola asuh yang umumnya diterapkan oleh orang tua, yaitu pola asuh otoriter, otoritatif, dan permisif.

Jenis-jenis pola asuh tersebut memiliki dampak yang berbeda terhadap karakter anak di kemudian hari. Selain ketiga pola asuh tersebut, baru-baru ini istilah "strawberry parents" menjadi perbincangan hangat.

Dalam buku Strawberry Generation: Anak–anak Kita berhak Keluar dari Perangkap yang Bisa Membuat Mereka Rapuh, Prof. Rhenald Khasali, PhD menyebutkan pentingnya orang tua memilih gaya didikan demi masa depan anak.

Istilah strawberry parents diyakini muncul sebagai gaya didikan orang tua yang memicu lahirnya generasi strawberry. Generasi strawberry awal mulanya muncul di negara Taiwan yang ditujukan pada sebagian generasi baru yang rapuh dan lunak seperti buah strawberry.

Menurut Rhenald, generasi strawberry adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati. Strawberry parents cenderung selalu memenuhi  keinginan anak dengan alasan karena orang tua tidak ingin anaknya mengalami kepahitan dan kesulitan seperti yang pernah dialami saat mereka kecil

Dampak Buruk Pola Asuh Strawberry Parents

Dampak pola asuh strawberry parents (Foto: Alinea.com)

Gaya didikan strawberry parents biasanya terlalu memanjakan anak. Bahkan anak selalu diberikan fasilitas yang berlebihan, yang sepatutnya belum didapatkan pada usia tertentu. Selain itu, anak jugajarang diberikan hukuman, tidak ada aturan, jarang berkomunikasi secara terbuka dan hampir tidak memiliki konsekuensi.

Walaupun anak-anak dari didikan strawberry generation banyak yang tumbuh menjadi sosok yang kreatif, secara mental mereka tidak mampu menghadapi tekanan yang berat dan mudah kecewa. Hal ini dikarenakan mereka sudah terbiasa hidup nyaman dengan fasilitas yang disediakan oleh orang tuanya.

Para orang tua juga sering menyebut anak sebagai yang paling hebat dan memuji secara berlebihan. Padahal dalam kehidupan yang sebenarnya nanti, anak akan menghadapai situasi yang lebih sulit daripada lingkungan amannya di rumah.

Akibatnya anak menjadi mudah emosi, kecewa, sakit hati, dan tersinggung karena perbedaan kondisi antara di dalam dan di luar rumah. Hal ini dikhawatirkan dapat membuat anak tidak bisa untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, sulit mengontrol emosi dan tidak mampu bertahan dalam situasi yang sulit.

Menurut Rhenald, generasi ini seringkali mudah merasa galau dan berhalusinasi. Mereka juga cenderung mengungkapkan perasaan mereka dengan mudah ke teman-teman atau media sosial, karena tidak terbiasa untuk berkomunikasi secara terbuka.

Cara Mengatasi Dampak Negatif Strawberry Parents

Cara mengatasi strawberry parents (Foto: Istockphoto.com)

Untuk mengatasi dampak negatif dari pola asuh orang tua gaya strawberry parents, beberapa hal di bawah ini dapat dilakukan, yaitu:

  1. Membangun komunikasi yang terbuka dengan anak agar ia merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaannya.
  2. Menetapkan batasan dan aturan yang jelas bagi anak agar ia belajar untuk bertanggung jawab dan disiplin.
  3.  Memberikan penghargaan yang pantas untuk pencapaian anak agar ia tidak terlalu terbiasa dengan pujian yang berlebihan.
  4. Memberi kesempatan pada anak untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit dan menghadapi kegagalan agar ia belajar menjadi tangguh dan tidak mudah menyerah.
  5.  Melatih anak untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif agar ia mampu menghadapi tantangan di masa depan.

Dengan menerapkan pola asuh yang seimbang, diharapkan anak dapat tumbuh menjadi individu yang kuat dan tangguh serta mampu menghadapi tekanan dan tantangan di masa depan.

Secara umum, pola asuh yang diterapkan oleh orang tua memang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak. Termasuk dalam hal ini adalah pola asuh yang dikenal dengan istilah "strawberry parents".

Meskipun istilah ini baru-baru ini ramai dibicarakan, namun penting untuk diingat bahwa tidak ada satu pola asuh yang sempurna atau cocok untuk semua anak. Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga orang tua perlu memilih pola asuh yang sesuai dengan karakteristik anak mereka. Dengan demikian, diharapkan anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang mandiri dan berkarakter positif.

Editor: Lamsari Gulo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS