PARBOABOA - Pertumbuhan pada anak tidak hanya dilihat dari berat badannya saja, tetapi juga tinggi. Hal ini karena tinggi badan anak termasuk ke dalam faktor yang menjadi tanda apakah anak mengidap stunting. Stunting pada anak bukanlah hal yang bisa disepelekan, sebab keadaan ini mampu memberi dampak buruk bagi tumbuh kembang anak.
Nah, agar membantu kamu dalam mengenali kondisi stunting pada anak, berikut kami telah merangkum penyebab, ciri-ciri, hingga dampak kondisi ini pada anak.
Pengertian Stunting
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Mudahnya, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak secara fisik.
Kondisi ini juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga anak memiliki tinggi badan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan tinggi badan anak seusianya.
Ciri Ciri Stunting
Adapun ciri ciri anak stunting, ialah :
1. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya.
2. Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat.
3. Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk.
4. Pubertas yang lambat.
5. Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya.
6. Berat badan lebih ringan jika dibandingkan dengan anak seusinya.
Penyebab Stunting
Mengingat kondisi ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak, maka memahami faktor penyebabnya akan sangat penting untuk dilakukan. Hal ini bertujuan untuk melakukan langkah-langkah preventif untuk menghindarinya.
Adapun penyebab terjadinya masalah kesehatan yang satu ini, ialah :
1. Kadar Gizi Burung Sejak Masa Kehamilan
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa penyebab kondisi yang satu ini dimulai ketika anak masih berada dalam kandungan. Sebab, sejak berada dalam kandungan, anak bisa mengalami masalah kurang gizi. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan inilah yang juga bisa menjadi penyebab terbesar kondisi stunting pada anak.
2. Kurangnya Makanan Pendamping ASI (MPASI)
Seperti yang kita ketahui, sejak anak memasuki usia 6 bulan, anak akan mulai mengenal makanan atau biasa disebut dengan istilah MPASI. Nah, ternyata kurangnya pemberian makanan pendamping ASI ini mampu menyebabkan kondisi stunting pada anak. Pasalnya, kebutuhan energi dan nutrisi pada anak tidak akan cukup jika hanya disokong dari asupan ASI saja.
3. Masalah Kebersihan Makanan dan Air
Penyebab kondisi yang satu ini pada anak yang selanjutnya ialah masalah kebersihan makanan dan air yang tidak terjamin. Pasalnya, makanan dan air yang terkontaminasi oleh polutan lingkungan atau yang sering disebut mikotoksin dapat menyebabkan infeksi yang menghambat tumbuh kembang anak.
4. Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif
Seperti yang kita ketahui, ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. Maka akan lebih baik jika pemberian ASI ini dilakukan hingga anak berusia dua tahun atau lebih. Anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki kemungkinan lebih besar mengalami stunting, jika dibandingkan dengan anak yang memperoleh ASI eksklusif.
5. Infeksi Penyakit
Infeksi penyakit seperti diare dan penyakit pernapasan diketahui mampu berdampak buruk pada pertumbuhan anak. Nah, hal ini juga dapat berdampak pada kemungkinan anak terkena kondisi kesehatan yang satu ini.
Sebagai contoh, 25% dari anak-anak yang terkena diare sebanyak lima kali atau lebih sebelum menginjak usia 2 tahun, akan beresiko lebih tinggi terkena stunting jika dibandingkan dengan anak yang jarang mengalami infeksi pencernaan yang satu ini.
Dampak Stunting
Tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik, kondisi ini juga berdampak pada aspek lain dalam kehidupan sang anak. Adapun dampak stunting yang bisa dilihat secara kasat mata, ialah :
1. Beresiko lebih tinggi mengidap penyakit degenerative, seperti kanker, diabetes, dan obesitas.
2. Anak akan mengalami gangguan kognitif.
3. Kesulitan untuk belajar.
4. Rentan mengidap penyakit tidak menular.
4. Kekebalan tubuh lebih rendah.
5. Perfoma atau produktivitas rendah.
Pencegahan Stunting
Seperti kata pepatah, ‘lebih baik mencegah dari pada mengobati’. Maka ada baiknya jika kita mengetahui bagaimana cara mencegah terjadinya stunting pada anak. Berikut beberapa cara mencegah kondisi stunting pada anak.
1. Penuhi nutrisi selama masa kehamilan.
2. Penuhi nutrisi anak seoptimal mungkin.
3. Mengajarkan gaya hidup sehat kepada anak.
4. Mengatasi anak yang susah makan.
5. Selalu rutin memeriksa kondisi kesehatan anak ke dokter.
Yuk, cegah risiko stunting dengan selalu memperhatikan nutrisi, kesehatan, dan kebersihan tubuh sang buah hati.