Sudah Diet Namun Berat Badan Tak Turun, Ini Alasannya

Ilustrasi seseorang yang melakukan diet namun gagal. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Berat badan yang ideal selalu menjadi target setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Diet adalah cara utama yang dilakukan untuk meraih berat badan ideal.

Namun, ada juga yang sudah melakukan diet namun berat badan tidak juga mengalami penurunan. Perlu diketahui, ada beberapa penyebab mengapa berat badan tak juga turun walaupun sudah melakukan diet.

Walau begitu, jangan langsung menyerah ketika jarum timbangan tidak berubah ketika sudah melakukan diet. Bisa jadi, tubuh kita sedang berada dalam kondisi tertentu yang mengakibatkan berat badan tak juga turun.

Dilansir dari Alodokter, Jumat (03/05/2024), sebelum bertanya kemana-mana, perlu dipahami beberapa alasan mengapa berat badan tak juga turun walaupun sudah melakukan diet. Hal ini dinilai cukup berguna untuk mencapai body goals sesuai target.

  • Masih mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan

Air putih adalah satu-satunya minuman yang bebas gula. Sedangkan minuman lainnya cenderung mengandung pemanis buatan. Kandungan pemanis buatan dalam makanan atau minuman secara signifikan bisa meningkatkan kadar ghrelin dalam tubuh.

Hormon ghrelin diproduksi di perut, tepatnya usus. Hormon yang disebut juga sebagai hormon lapar yang bertugas memberi sinyal ke otak saat perut kosong dan memerlukan makanan.

Saat perut terasa kosong, perut melepaskan hormon ghrelin untuk memberi tahu otak bahwa tubuh memerlukan makanan sehingga kadarnya meningkat. Saat perut sudah terisi makanan dan kenyang, maka kadar ghrelin akan menurun kembali. Jadi, hormon ghrelin berperan dalam mengatur rasa lapar dan nafsu makan.

  • Stres

Mengalami stres bisa membuat tubuh menghasilkan kelebihan kadar hormon kortisol. Hormon kortisol bisa menggeser metabolisme dan membuat tubuh menyimpan lebih banyak lemak. Hormon kortisol juga memberikan efek meningkatkan nafsu makan.

Karenanya, saat mengalami stres keinginan mengonsumsi makanan manis, berlemak dan asin akan semakin meningkat.

Ketika sedang menjalani diet, mengalami stres adalah hal yang normal. Pasalnya, mengatur pola dan jatah makan akan membuat seseorang menjadi stres.

Tingkat stres yang tinggi membuat program diet semakin sulit karena proses pembakaran kalori yang terganggu.

Namun, untuk mengatasi stres sekaligus membakar kalori, disarankan melakukan olahraga sebagai solusinya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengelola stres dan kesehatan mental jika ingin mencapai body goals yang diidamkan.

  • Kurang istirahat

Ketika menjalani diet selain menjaga pola makan dan asupan kalori istirahat juga diperlukan. Pasalnya, kurang beristirahat sering dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas pada anak-anak dan orang dewasa.

Sebuah studi menemukan kurangnya beristirahat akan membuat tubuh membutuhkan energi lebih banyak dari makanan. Sedangkan orang yang memiliki istirahat yang berkualitas tidak membutuhkan banyak energi dari makanan.

  • Menghitung asupan kalori yang benar

Kebiasaan yang sering terjadi adalah banyak orang cenderung menghitung kalori yang dibakar ketika berolahraga secara berlebihan. Sedangkan, kalori yang dikonsumsi lebih disepelekan. Hal ini membuat penghitungan kalori dalam tubuh semakin tidak beraturan.

Sebuah uji coba pernah dilakukan selama enam bulan. Ditemukan bahwa pemahaman tentang hubungan antara defisit kalori dan penurunan berat badan yang diinginkan di antara pasien obesitas justru masih buruk.

Oleh karena itu, periksalah kalori dari makanan yang masuk dan tetap melakukan olahraga agar memiliki berat badan yang ideal.

  • Dehidrasi

Selama proses penurunan berat badan, air memiliki peranan yang cukup penting. Air dipercaya sangat membantu untuk menekan nafsu makan.

Dikutip dari Shape, dehidrasi akan mempengaruhi proses penurunan berat badan. Ketika tubuh mengalami dehidrasi akan mengakibatkan fungsi ginjal menurun hingga tubuh beralih ke hati untuk mendapatkan dukungan tambahan.

Hal ini berakibat hati akan bekerja terlalu keras. Kondisi ini akhirnya akan membuat lemak tersimpan dan tidak diolah menjadi energi. 

Editor: Fika
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS