Tips Bepergian Tanpa Stres Menurut Psikiater

Ilustrasi bepergian tanpa merasakan kecemasan. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA – Travelling atau bepergian adalah sebuah anugerah yang membuat kita terhubung dengan dunia.

Bepergian juga dapat menginspirasi kita dengan berbagai cara yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Serta membantu menjalin ikatan dengan orang-orang terkasih sepanjang perjalanan.

Namun, ternyata bepergian atau berlibur juga bisa membuat kita kelelahan karena rasa cemas selama menjalaninya.

Kecemasan saat bepergian bukanlah hal yang memalukan. Jika mengalaminya, jangan pernah merasa kita sendirian.

Dilansir dari laman Travel and Leisure, Jumat (28/06/2024), sekitar 18 persen penduduk AS menderita gangguan kecemasan.

Dr. Nina Vasan, Kepala Petugas Medis di Zeera dan seorang Profesor di Stanford University mengatakan perjalanan bisa sangat menegangkan karena banyak hal ada di luar kendali diri.

“Dari cuaca, penundaan mekanis hingga lalu lintas dan kehilangan bagasi. Ada banyak pemicu stres yang tidak dapat direncanakan atau diatasi. Beberapa hal yang terjadi saat bepergian juga dapat berdampak besar pada hari atau kehidupan,” jelasnya.

Beberapa tips kecemasan dalam perjalanan untuk  mengurangi stres seperti mengemas barang yang membuat diri bahagia.

Jika rentan mengalami kecemasan saat bepergian, Nina Vasan menyarankan untuk mengemas satu barang yang membuat diri merasa lebih bahagia, apa pun itu.

“Pikirkan beberapa barang yang dapat dibawa untuk menjadikannya pengalaman yang menyenangkan atau menenangkan. Ini berbeda untuk setiap orang,” ujarnya.

Nina Vasan menjelaskan misalnya pikirkan hal-hal yang disukai, seperti buku baru, acara TV yang baru yang ingin ditonton, podcast atau sesuatu yang dapat menghibur dan membuat perjalanan jadi lebih menyenangkan.

Kemudian temukan sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian. Terutama sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian tangan.

“Temukan sesuatu yang dapat dilakukan dengan tangan untuk menyalurkan energi gugup, seperti merajut, mewarnai, menyulam, menulis surat atau kartu pos dan membuat jurnal,” terangnya.

Hal ini memungkinkan kita untuk menjadi kreatif dan menggunakan waktu yang dihabiskan di jalan dengan cara yang memuaskan dan mengurangi stres.

Nina Vasan juga mengatakan bahwa selama perjalanan kita tidak boleh membiarkan apa pun terjadi begitu saja, termasuk makanan.

Makan bisa menjadi pemicu stres karena beberapa alasan. Kita mungkin lapar di jalan atau tidak melihat pilihan makanan yang disukai.

“Pikirkan terlebih dahulu tentang apa yang ingin dimakan dan rencanakan dengan tepat. Mungkin itu berarti mengemas makanan untuk perjalanan,” katanya.

Sedangkan jika berencana untuk makan di luar, pikirkan terlebih dahulu makanan apa yang disukai.

Hal terakhir yang bisa mengurangi kecemasan selama perjalanan adalah menambah stres dengan terlambat.

Nina Vasan memaparkan, ada baiknya memberikan waktu ekstra selama pengangkutan. Pengalaman perjalanan menjadi semakin menegangkan, khususnya perjalanan udara.

Beri diri sendiri waktu ekstra untuk membuat rencana ke depan jika ada penundaan atau hal-hal yang mungkin terjadi secara tidak terduga.

“Jika anda memiliki waktu jeda ekstra, stres dalam perjalanan anda akan berkurang,” tuturnya.

Jika mempunyai terlalu banyak waktu ekstra, carilah sesuatu untuk dilakukan. Seperti bertemu teman atau orang terkasih atau berjalan-jalan di terminal kereta atau bandara.

Selain itu cobalah melakukan teknik pernapasan yang menenangkan. “Pernapasan dalam, perhatian penuh, dan meditasi benar-benar luar biasa,” ucapnya.

Cara lain untuk mempersiapkan tubuh selama perjalanan bebas stres adalah dengan berolahraga.

“Latihan fisik sangat membantu dalam mengurangi stres. Menambahkan lima menit saja di sana-sini bisa sangat membantu,” ujarnya.

Misalnya menggunakan tangga dibandingkan lift, atau berjalan melalui terminal bandara saat singgah. Pergerakkan bisa menjadi pengubah permainan.

Selain itu, selalu miliki rencana cadangan. Merencanakan keadaan darurat sejak dini dapat membantu dalam hal pekerjaan dan tanggung jawab keluarga.

“Sebelum melakukan perjalanan, pikirkan dulu bagaimana jika penerbangan pulang dibatalkan, apa yang akan dilakukan. Memiliki rencana krisis dapat mengurangi kecemasan karena sudah tahu apa yang akan dilakukan,” tandasnya.

Editor: Fika
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS