PARBOABOA, Jakarta - Media asal Amerika Serikat (AS), Bloomberg, belum lama ini merilis daftar terbarunya mengenai 53 negara yang paling tahan dalam pandemi Covid-19, termasuk Indonesia.
Survei tersebut dilakukan dengan menilai 12 kategori seperti: penahanan virus, kualitas perawatan kesehatan, cakupan vaksinasi, kematian secara keseluruhan, dan perkembangan untuk memulai kembali perjalanan
Namun menurut laporan yang baru dirilis tersebut, Indonesia berada di peringkat ke 52, alias dua terbawah dengan poin 46,1. Adapun alasan Indonesia berada di posisi terakhir tersebut karena tingkat vaksinasi Indonesia yang dianggap masih rendah dibandingkan vaksinasi negara lain. Alasan kedua karena perjalanan internasional Indonesia sampai saat ini masih banyak yang dihentikan.
Diposisi paling terakhir ada negara tetangga yaitu Filipina yang berhasil meraih poin 43,1. Disisi lain, Malaysia berhasil menduduki peringkat ke 50, disusul Vietnam di posisi ke 51. Negara Asia tenggara yang meraih posisi cukup baik yaitu Singapura di peringkat ke 37, dan Thailand ada di posisi ke 47.
Adapun negara yang menduduki posisi puncak dalam survei tersebut yakni Uni Emirat Arab (UEA). UEA dianggap sebagai negara dengan ketahanan Covid-19 terbaik di dunia karena berhasil menekan angka kasus harian Covid-19 kurang dari 100 sejak bulan Oktober, dan tingkat kematian yang rendah.
Diperingkat kedua ada Chili yang kemudian di ikuti Finlandia. Kedua negara tersebut mempunyai vaksinasi yang tinggi dan perbatasan mereka terbuka untuk pengunjung internasional.
Namun pemeringkatan masih berdasarkan data bulan November, yang belum melibatkan varian Omicron dalam indikator survei, sehingga Bloomberg mengingatkan bahwa resiko setiap negara bisa berubah seiring dengan penyebaran varian baru tersebut.
IDI Beri Respon terkait Pemeringkatan Bloomberg terkait ketahanan Covid-19 Indonesia
Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menyoroti hasil survei terbaru Bloomberg tersebut, menurutnya media asal AS itu terkesan selalu menempatkan Indonesia dalam posisi buncit, jika terkait dengan penanganan Covid-19.
“Mengapa Bloomberg bersikeras membingkai Indonesia selalu terbelakang,” ujar Zubairi, dikutip akun Twitternya @profesorZubairi pad Jumat (10/12).
Zubairi kemudian membeberkan data, dimana pada bulan Februari Bloomberg menyebut Indonesia akan membutuhkan waktu 10 tahun untuk mengatasi pandemi. Pada bulan Agustus Bloomberg menyebut ketahana Covid-19 Indonesia dianggap yang terburuk, hingga yang terbaru Indonesia berada di posisi dua terbawah, bahkan berada di bawah Malaysia.