Dianggap Budaya Kristen, Taliban Larang Perayaan Valentine di Afghanistan

Pemerintah Imarah Islam Afghanistan atau yang dikenal juag dengan Taliban secara tegas melarang perayaan Valentine di negaranya. Taliban menyatakan perayaan Valentine sebagai bagian dari kebiasaan orang Kristen yang tidak boleh diikuti. (Foto: Freepik)

PARBOABOA, Jakarta – Pemerintah Imarah Islam Afghanistan atau yang dikenal juag dengan Taliban secara tegas melarang perayaan Valentine di negaranya. Taliban menyatakan perayaan Valentine sebagai bagian dari kebiasaan orang Kristen yang tidak boleh diikuti.

Bahkan, polisi moral Taliban telah menyebarkan poster-poster di toko-toko bunga dan berbagai tempat lainnya di Afghanistan sebelum 14 Februari tiba.

“Hari Valentine bukanlah budaya Islam dan bukan bagian dari budaya Afghanistan. Merayakan hari kekasih artinya menunjukkan simpati kepada Paus Kristen," bunyi poster tersebut.

Dikutip dari AFP, Rabu (15/2/2023), toko bunga Flower Street tampak kosong melompong tak berpengunjung. Para penjual bunga hanya bisa tertunduk lesu menerima nasib malang tersebut.

"(Pihak berwenang Taliban) menerbitkan dan menyebarkan perintah mereka ke semua toko bunga," kata Omar yang berlutut di depan tokonya, mencabuti duri dari bunga-bunga yang sudah layu.

"Saya rasa saya tidak bisa menjual bunga-bunga ini hari ini, tak ada orang yang membeli," katanya.

Sepanjang 14 Februari itu sendiri, polisi moral Taliban disebut berpatroli di Kabul dengan dilengkapi persenjataan.

Sejak mengambil alih kuasa pada Agustus 2021, otoritas Taliban memang mengeluarkan berbagai pembatasan kehidupan sosial di Afghanistan.

Mereka melarang budaya yang dinilai non Islam seperti musik, media sosial, video game, hingga merayakan Hari Valentine.

Editor: Sondang
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS