PARBOABOA, Jakarta - Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menyebut, butuh kerja keras yang ekstra jika pemerintah menargetkan penurunan angka stunting sebanyak 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
Seperti diketahui, pemerintah berhasil menurunkan angka stunting dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022. Oleh karena itu, pada tahun 2024, pemerintah menargetkan angka stunting di Tanah Air turun menjadi 14 persen.
"Untuk sampai 14 persen butuh kerja ekstra yang melibatkan semua pihak tidak saja pemerintah pusat tapi juga Pemda hingga aparat desa. Dari sisi realita sudah cukup bagus dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen. Ini buah kolaborasi dan kerja keras," kata Rahmad dalam keterangannya, Kamis (6/02/2023).
Pasalnya, banyak faktor yang memengaruhi terjadinya stunting pada anak, salah satunya adalah kemiskinan dan pernikahan dini.
Ia menuturkan, pada 1.000 hari pertama usia anak, orang tua harus betul-betul tmencukupi gizinya guna mencegah stunting. Namun, jika pada anak usia 2 tahun yang mengalami stunting, kesembuhannya tidak bisa maksimal. Mungkin hanya sekitar 20 persen saja.
"Yang di atas 2 tahun, saya kira peluang untuk sembuh dari stunting cukup berat, 20 persen saja,” ujarnya.
Untuk itu, ia menyerukan agar semua pihak memberi perhatian serius atas kasus ini. Di Indonesia sendiri, lanjut dia, ada enam provinsi yang angka stuntingnya tinggi, yaitu Papua, Papua Barat, Sulawesi Barat, NTB, Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur.
Rahmad Handoyo lalu membeberkan langkah apa saja yang harus diambil untuk memenuhi target penurunan stunting di Indonesia pada tahun 2024.
Pertama, katanya, promotif preventif stunting kepada ibu-ibu muda dan calon-calon pengantin.
“Kedua, kita fokus juga ke 1000 hari pertama dari mulai dinyatakan positif hamil sampai 2 tahun. Kita dampingi terutama dari keluarga miskin. Siapa yang dampingi, ya kepala desa, RT/RW, dan Posyandu. Kita bisa bergotong royong," tuturnya.
Editor: Maesa