PARBOABOA, Sumut - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mendapat sorotan besar publik, setelah tindakannya menjewer dan mengusir pelatih billiar Sumut untuk PON Papua Khoirudin Aritonang beredar di media sosial dan menjadi viral.
Dalam video yang beredar, Edy sedang menghadiri acara pemberian bonus kepada seluruh atlit dan pelatih yang berhasil mengharumkan nama Sumut saat gelaran PON XX Papua yang berlangsung pada bulan Oktober lalu. Berdasarkan informasi dihimpun kegiatan itu berlangsung di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur di Medan pada Senin (27/12).
Saat menyampaikan pidatonya, Edy mengatakan keinginannya untuk melihat Sumut berjaya di bidang olahraga. Apalagi, PON mendatang akan diselenggarakan di Sumut dan Aceh.
"Kalau sudah jaya Sumatera Utara ini, mau kau ambil semua, ambil," kata Edy yang disambut tepuk tangan peserta yang hadir.
Namun, perhatian Gubsu tersebut teralihkan saat melihat salah seorang peserta acara tersebut tidak ikut bertepuk tangan.
Edy kemudian memanggil peserta tersebut naik ke panggung, kemudian Edy menanyakan posisi dan keterlibatannya dalam kontigen. Pria yang dipanggil itu kemudian menjawab kalau dirinya pelatih cabang biliar untuk PON Sumut.
"Pelatih tak tepuk tangan. Tak cocok jadi pelatih ini," kata Edy sambil menjewer pelatih biliar itu.
Pelatih tersebut kemudian diperbolehkan turun dari podium, namun Edy justru mengusir pelatih itu dari ruangan.
"Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah di sini," ucap Edy.
Edy kemudian mengatakan dia harus melakukan hal itu. Dia menilai wajar jika cabang olahraga biliar tidak mendapat emas saat PON Papua karena tingkah laku pelatih yang seperti itu. Dia juga meminta Kadispora untuk mengevaluasi pelatih tim billiar tersebut.
Bonus yang didapat atlet dan pelatih
Setelah pelatih billiar tersebut keluar, acara kembali dilanjutkan. Edy kemudian membagiakan bonus sebesar Rp 11,1 miliar, kepada 148 orang yang telah berprestasi saat pelaksanaan PON Papua. Atlet peraih medali emas mendapat Rp 250 juta, perak Rp 125 juta dan perunggu Rp 75 juta. Sedangkan pelatih yang atletnya meraih medali mendapat bonus Rp 100 juta untuk emas, Rp 75 juta perak dan Rp 50 juta perunggu.
Edy menjelaskan bahwa uang bonus tersebut berasal dari dana APBD Sumut. Sumut sendiri meraih 10 medali emas, 22 perak dan 23 perunggu pada ajang yang berlangsung di Papua tersebut.
Alasan Edy Jewer Pelatih Billiar
Edy kemudian menjelaskan alasan dirinya menjewer pelatih biliar tersebut. Dia mengatakan menjewer sebagai tanda sayang.
"Jewer sayang itu," ujar Edy saat ditanya soal aksinya itu, Selasa (28/12/2021).
Prestasi Tim Billiar di PON Sumut
Dikutip dari detik.com, Khoiruddin Aritonang alias Choki pelatih tim billiar Sumut yang dipermalukan Edy Rahmayadi saat pembagian bonus mengatakan, atlet billiar berhasil memenangkan 5 medali perak dan 7 medali perunggu di PON XX Papua.
Prestasi cabang olahraga biliar itu, kata Coki, merupakan yang terbanyak kedua yang dihasilkan oleh kontingen Sumut di PON Papua, setelah cabor wushu yang berhasil memenangkan 14 medali.
Choki mengatakan tim yang dilatihnya selama ini berlatih dengan peralatan seadanya yang sudah usang, sementara Pemprov sangat minim perhatian kepada tim tersebut.
"Itu pun dengan meja bantuan pemerintah yang usang, nggak standar. Kok nggak ada bantuan dari Pemprov?" tuturnya.
Pelatih billiar tersebut kemudian mengatakan bahwa dia dan tim yang dilatihnya telah berjuang maksimal untuk menyumbang kemenangan.
"Cakapnya kok aneh-aneh, seakan kita nggak berjuang. Seakan-akan kita nggak membela Sumatera Utara. Sampai atlet kita ada yang kena malaria, kita nggak pernah nuntut apa-apa," ucap Choki.
Sebelumnya Choki berharap sebelum pelaksanaan PON, Pemprov akan menyediakan meja billiar sesuai standar PON, namun tim tidak mendapatkannya, sehingga atlet tetap berlatih dengan peralatan seadanya.
"Peralatan kita kan terbatas. Harapan kita sebelum PON, dibantu meja sesuai PON, tapi enggak. Tapi kok sekarang dia (Edy) macam paling paten memperjuangkan olahraga di Sumut ini," jelasnya.