PARBOABOA, Jakarta - Warga yang tinggal di zona berbahaya Depo PT Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, berharap tidak digusur. Warga justru berharap PT Pertamina yang merelokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) dari wilayah Plumpang.
"Ya maunya sih di sini. Lebih bagus (Deponya yang pindah), kan ada yang ngomong Pertamina yang pindah," ujar Lia, salah satu warga yang rumahnya berada di zona berbahaya, kepada Parboaboa, pekan lalu.
Senada dengan Lia, Ani (58) juga berharap PT Pertamina tak menggusur rumahnya. Ia lebih ingin kalau Depo Pertamina yang mengalah pindah ke wilayah jauh dari pemukiman warga.
"Jangan sampailah gitu lho (digusur). Kita kan udah betah di sini. Udah 20 tahun, udah betah di sini," ungkap Ani kepada Parboaboa.
Warga lainnya, Hariati pun meminta PT Pertamina yang memindahkan Depo BBM dari Plumpang. Hariati pun berharap rumahnya tidak kena gusur.
"Aku kepengennya sih Pertamina yang pindah. Pertaminanya yang pindah ngalah lah buat orang kecil. Tolonglah, dia kan punya tanah lebar dan banyak duit, kalau kayak kita kan susah," ucapnya.
Lia, Ani, dan Hariati hanya berharap tanah tempat mereka tinggal sejak puluhan tahun tak digusur. Mereka meminta sesekali pemerintah mengalah pada rakyat kecil sepertinya.
Namun, mereka hanya bisa pasrah dengan keadaan. Mereka tak bisa berbuat banyak.
"Kalau kita melawan pemerintah kan juga gak bisa, ya jadi ikuti sajalah," ujar Ani.
PT Pertamina Belum Pastikan Kapan Relokasi
Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengaku belum bisa memastikan kapan warga Plumpang direlokasi dari zona berbahaya Depo Pertamina. Saat ini, kata dia, Pertamina tengah berkoordinasi dengan pemerintah soal rencana relokasi warga Plumpang.
"Sementara masih dikoordinasikan dengan pemerintah. Belum, kita formulasikan dulu solusinya, baru akan disosialisasikan," ungkap Irto Ginting saat dihubungi, Jumat (12/5).
Sebelumnya Pertamina memastikan akan merelokasi warga yang berada di zona berbahaya Depo Plumpang. Relokasi buntut dari kebakaran rumah warga di area Depo akibat kebocoran pipa gas.
Editor: Kurnia Ismain