PARBOABOA, Pematangsiantar - Sedikitnya 18 orang tewas terinjak-injak saat hendak melintasi perbatasan antara Maroko dan Spanyol di Afrika Utara pada Jumat waktu setempat.
Dilansir Associated Press, Sabtu (25/6/2022), selain para migran, sejumlah polisi juga dilaporkan terluka dalam insiden itu. Migran asal Afrika berusaha masuk ke Melilla, kota otonom Spanyol di Afrika Utara.
Secara total, ada 133 migran yang berhasil mencapai perbatasan antara kota Nador, Maroko, dan Melilla.
Ini merupakan penyeberangan massal terbesar sejak Spanyol dan Maroko memperbaiki hubungan diplomatiknya pada Mei lalu.
Juru bicara pemerintah Spanyol di Melilla mengatakan ada sekitar 2.000 orang yang hendak berusaha menyeberang perbatasan.
Namun, usaha mereka dihalangi oleh polisi Penjaga Sipil Spanyol dan pasukan keamanan Maroko di kedua sisi pagar perbatasan.
Kementerian Dalam Negeri Spanyol melalui pernyataannya mengatakan bahwa korban berjatuhan ketika para migran berusaha memanjat pagar besi itu.
Kementerian menambahkan, lima migran meninggal di lokasi, 76 terluka, dan 140 petugas keamanan Maroko terluka.
Setelahnya, 13 migran lain dinyatakan meninggal di rumah sakit akibat luka-luka yang mereka alami sehingga membuat total 18 korban tewas.
Sementara Asosiasi Hak Asasi Manusia Maroko mengatakan ada 27 orang yang tewas. Tapi jumlah itu tak dapat segera dikonformasi.
Pejabat Spanyol menyebut ada 49 petugas Penjaga Sipilnya yang terluka dan empat kendaraan polisi rusak akibat lemparan batu yang dilontarkan para migran.
Sedangkan mereka yang berhasil melewati perbatasan dibawa menuju pusat imigrasi untuk diperiksa kondisinya.
Para migran berusaha meninggalkan negara mereka agar terhindar dari kemiskinan dan kekerasan dengan menyeberang menuju kota Melilla dan Ceuta, yang merupakan wilayah otonom Spanyol sebagai langkah awal menuju Eropa.
Spanyol biasanya mengandalkan Maroko untuk menghalangi para migran menuju perbatasannya.
Pada Maret lalu, lebih dari 3.500 migran berusaha memanjat pagar pembatas setinggi 6 meter yang mengelilingi Kota Melilla dan nyaris 1.000 orang berhasil menyeberang.
Serbuan para migran pada Jumat ini merupakan usaha pertama sejak membaiknya hubungan antara Spanyol dan Maroko setelah setahun bersitegang di Sahara Barat, bekas koloni Spanyol yang dianeksasi Maroko pada 1976.
Ketegangan antara kedua negara mulai mereda pada tahun ini setelah Spanyol mendukung rencana Maroko untuk memberikan lebih banyak otonomi kepada Sahara Barat, di mana para aktivis mencari kemerdekaan sepenuhnya.