PARBOABOA, Jakarta - Dua warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan hilang setelah gempa 7,8 SR mengguncang Turki masih belum ditemukan hingga Kamis (16/02/2023). Keduanya diketahui berprofesi sebagai pekerja spa terapis.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, mengatakan kedua WNI tersebut tinggal di Apartemen Galleria, Provinsi Diyarbakir. Apartemen tersebut diketahui merupakan salah satu dari ratusan gedung bertingkat yang mengalami keruntuhan total akibat gempa Turki yang terjadi pada Senin (06/02/2023) lalu.
Judha mengatakan, pihaknya telah mengirimkan 14 orang tim Indonesia Search and Rescue (INASAR) ke lokasi untuk mengoptimalkan pencarian.
Dia mengatakan Tim Basarnas membawa peralatan penyelamatan dan anjing pelacak, dengan menempuh perjalanan darat 8 jam ke Diyarbakir dari Provinsi Hatay.
"Kami memutuskan membawa Tim Charlie dengan 14 orang personel Basarnas untuk bergabung dengan Tim SAR lain yang beroperasi di Diyarbakir, guna mendapatkan kepastian mengenai kondisi dua WNI yang hingga saat ini belum bisa dihubungi," dilansir dari laman resmi KBRI Ankara, Jumat (17/2/2023).
Gempa berkekuatan M 7,8 terjadi di Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023. Imbas bencana itu sebanyak 41.132 orang dari dua negara meninggal. Korban di Turki mencapai 35.418 orang, sementara di Suriah 5.714 orang.
Sebelumnya dua WNI sudah lebih dahulu dikonfirmasi meninggal dunia akibat bencana alam ini. WNI asal Bali bernama Nia Marlinda ditemukan meninggal dunia setelah tertimpa bangunan. Jenazahnya ditemukan pada pencarian dan proses evakuasi korban yang berlangsung pada Rabu (08/02/2023).
Bersama dengan Nia, ditemukan juga jenazah anaknya (berstatus WNI) yang baru berusia satu tahun dan suaminya yang berkewarganegaraan Turki.