PARBOABOA, Jakarta - Ditengah keberhasilan pasukan Ukraina merebut kembali sejumlah wilayah mereka dari tangan Rusia, 4 wilayah negara itu justru memulai referendum atau pemungutan suara untuk bergabung dengan Rusia.
Referendum ini berlangsung di wilayah Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia sejak Jumat (23/09/2022) sampai Selasa (27/09/2022) mendatang. Dimana keempat wilayah ini mewakili sekitar 15 persen wilayah Ukraina.
Menurut laporan dari kantor berita Rusia TASS, pada hari pertama pelaksanaan referendum ini, sebanyak 23,6 persen pemilih di wilayah Donetsk telah menggunakan hak suaranya. Sementara di Zaporizhzhia, jumlah pemilih dilaporkan mencapai 20,5 persen. Sementara di Kherson, jumlah pemilih dilaporkan mencapai 15 persen pada hari yang sama.
Tempat pemungutan suara juga didirikan di Moskow, bagi warga Ukraina dari keempat wilayah itu yang kini mengungsi di Rusia.
Namun, referendum yang sedang berlangsung ini mendapat kecaman keras dari pemerintah Ukraina. Dalam pidatonya pada Jumat (23/9) malam, Volodywyr Zelensky menyatakan tidak akan mengakui hasil referendum itu dan meminta negara-negara di dunia untuk menolak dan mengutuk referendum tersebut.
"Ini bukan hanya kejahatan terhadap hukum internasional dan hukum Ukraina, ini merupakan kejahatan terhadap orang-orang tertentu, terhadap sebuah bangsa," tegas Zelensky.
Invasi Rusia ke Ukraina sudah berlangsung sejak bulan Februari lalu dan berlangsung sampai saat ini. Vladimir Putin mengerahkan pasukan besar-besaran ke negara tetangganya itu sejak awal invasi, namun mereka gagal meraih kemenangan karena mendapat perlawanan hebat dari Ukraina.
Dalam beberapa pekan belakangan ini, pasukan Ukraina dikabarkan berhasil mengambil alih kembali wilayah mereka yang sempat dikuasai oleh Rusia. Hal ini membuat Putin berencana untuk merekrut 300 ribu tentara tambahan untuk berperang di Ukraina.