PARBOABOA, Jakarta – Seiring dengan berkembangnya dunia yang semakin modern, banyak suku dari zaman dahulu yang telah hilang begitu juga dengan tradisinya. Kendati demikian, masih ada sejumlah suku yang tersisa dan masih menjalankan tradisi ekstrem di dunia.
Berikut ini, beberapa suku dari berbagai negara di dunia yang memiliki tradisi paling ekstrem.
1. Infabulasi (Afrika Timur)
Menurut laman WHO, female genital mutilation (FGM) adalah kegiatan pengangkatan alat kelamin wanita yang dilakukan dengan sengaja dan non-medis. FGM sendiri ada bermacam-macam, salah satunya adalah infabulasi, seperti yang sering dilakukan sejumlah suku di Afrika Timur dan Indian Peru. Di mana para anggota suku akan menjahit dan mengikat labia majora anak perempuan untuk mencegah mereka melakukan hubungan seksual sebelum menikah dan menyisakan sebuah lubang kecil untuk buang air kecil.
Jahitan ini baru akan dibuka sedikit saat perempuan tersebut telah menikah dan akan melakukan hubungan seksual serta saat akan melahirkan. Tradisi ini sangat berbahaya karena dapat merusak kulit, menyebabkan infeksi, dan membahayakan ibu dan bayi dalam proses persalinan.
2. Kanibalisme (India)
Aghori merupakan sekte dari India yang terkenal akan kebiasaan kanibalismenya. Menurut laman Vagabomb, mereka percaya bahwa ketakutan terbesar yang dimiliki manusia adalah ketakutan akan kematian mereka sendiri, dan bahwa ketakutan ini adalah penghalang bagi pencerahan spiritual. Jadi dengan mengonfrontasinya, seseorang dapat mencapai pencerahan.
Menurut kepercayaan Hindu, ada lima tipe orang yang tidak dapat dikremasi, yaitu laki-laki suci, anak-anak, perempuan hamil, perempuan yang belum menikah, orang yang telah meninggal karena kusta atau gigitan ular. Orang-orang ini jenazahnya akan dihanyutkan di Sungai Gangga. Kemudian, orang Aghoris akan mengambil jenazah tersebut, membuat sebuah ritual, lalu memakannya.
3. Memanjangkan leher dengan kalung (Thailand)
Karen, sebuah kelompok suku yang tinggal di perbatasan pegunungan antara Burma dan Thailand, juga memiliki tradisi yang sangat ekstrem. Para perempuan Karen dikenal karena ciri khasnya yang selalu mengenakan banyak kalung sehingga membuat leher mereka jadi sangat panjang. Kalung pertama akan dipakaikan ketika anak perempuan berusia lima tahun, dan seiring bertambahnya usia, jumlah kalung yang dikenakan juga semakin banyak.
Sayangnya, dikutip dari laman Wild Junket, banyak dari perempuan Karen yang dieksploitasi untuk tujuan pariwisata. Bahkan, beberapa di antaranya telah melakukan perjalanan sejauh ribuan mil untuk bekerja di sektor pariwisata.
4. Memotong jari tangan ketika ada anggota keluarga yang meninggal (Indonesia)
Di Papua, Indonesia, perempuan suku Dani akan memotong jari tangannya ketika ada anggota keluarganya yang meninggal dunia. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud kehilangan dan duka yang mendalam. Semakin banyak jari tangan yang terpotong, artinya semakin banyak anggota keluarganya yang telah meninggal dunia.
Dalam melaksanakan tradisi ini, perempuan suku Dani biasanya memotong jarinya dengan menggunakan kapak, atau mengikat jari yang akan dipotong selama beberapa saat hingga mati rasa, kemudian baru memotongnya. Untungnya, tradisi ini sudah dilarang, sehingga perempuan muda Suku Dani sudah tidak melaksanakan tradisi ini lagi.
5. Digigit ratusan semut peluru (Brazil)
Menurut video dokumenter National Geographic, dalam tradisi suku Satere-Mawe di Amazon, seorang anak laki-laki perlu lulus ujian yang cukup ekstrem untuk membuktikan bahwa dirinya telah menjadi seorang lelaki, yaitu ia harus memasukkan tangannya ke dalam sarung tangan yang dipenuhi dengan ratusan semut peluru yang ganas dan mematikan selama sepuluh menit penuh.
Tapi jangan salah, gigitan semut peluru dinilai sebagai salah satu rasa sakit yang paling buruk, yaitu 30 kali lebih kuat daripada sengatan tawon. Suku Satere-Mawe percaya bahwa rasa sakit dan penderitaan yang hebat membuat para laki-laki muda lebih tangguh, dan bisa menjadi pejuang yang lebih baik.