PARBOABOA, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thorir memutuskan untuk membubarkan 7 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah lama tidak beroperasi. Pembubaran akan dilakukan sampai akhir 2021 dan paling lambat awal 2022.
"Sekarang yang perlu ditutup itu ada tujuh BUMN yang memang sudah lama tidak beroperasi, ini kasihan juga nasib para pegawainya terkatung-katung," jelas Erick Thorir, Jumat (24/9/2021).
1. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)
Merpati Nusantara Airlines adalah maskapai penerbangan nasional ini didirikan pada 6 September 1962. Berkantor pusat di Surabaya, Merpati memiliki 39 armada dengan 84 tujuan dalam negeri.
Merpati sempat berhenti beroperasi pada 2014 dan dikabarkan kembali mengudara pada 2019. Namun perusahaan ini masuk dalam daftar BUMN yang akan dibubarkan karena masalah keuangan maskapai yang bersumber dari berbagai utang.
2. PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas
Perusahaan negara ini berdiri pada 29 Oktober 1956 dan bergerak di bidang pembuatan kemasan gelas.
PT Industri Gelas atau umumnya disingkat Iglas adalah produsen kemasan gelas, khususnya botol. Sejak 2015, Iglas berhenti berproduksi lantaran sepinya orderan. Selain itu, kondisi perseroan juga diperburuk akibat kasus korupsi yang dilakukan oleh mantan Dirut Iglas Daniel Sunarya.
3. PT Istaka Karya (Persero)
Perusahaan bergerak dalam bidang konstruksi konsorsium dan didirikan pada 1979. Sebelumnya Istaka bernama Indonesian Consortium of Construction Industries (PT ICCI).
Sejumlah prestasi pernah membangun sejumlah infrastruktur seperti rumah sakit, jalan lintas, gedung perkantoran, flyover, hingga bendungan.
Saat ini perusahaan ini perusahaan ini mengalami segudang masalah mulai dari kas minus hingga menghadapi PKPU.
4. PT Kertas Kraft Aceh (Persero) atau KKA
Perusahaan yang didirikan pada 1983 ini berfokus pada produksi kertas kantong semen. Pemerintah bahkan mengandalkan KKA untuk menciptakan swasembada kertas kantong dalam negeri.
Bahkan, Presiden Joko Widodo pernah bekerja di perusahaan ini, jauh sebelum menjadi pejabat negara.
Sayangnya, KKA harus 'dirawat' oleh PPA dengan memberikan dana talangan sebesar Rp51,34 miliar dan pinjaman dana restrukturisasi Rp141,61 miliar. Namun, hingga saat ini belum ada kelanjutan pembenahannya.
5. PT Industri Sandang Nusantara (Persero) atau ISN
ISN didirikan pada 1961 dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sandang di Indonesia. Perusahaan ini berfokus pada produksi pemintalan benang dan pertenunan nasional yang memproduksi benang hingga garment.
Sebelum kondisi perusahaan bermasalah, perusahaan merupakan andalan pemerintah untuk mencapai swasembada pendukung kebutuhan pangan dalam hal memenuhi kebutuhan karung dan karung plastik.
6. PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PANN
Perusahaan ini didirikan pada 1974 sebagai wahana menyelenggarakan program investasi kapal niaga nasional. Namun, PANN juga pernah berkecimpung di usaha perhotelan sehingga, menurut Erick, tidak fokus pada sektor bisnisnya. PT PANN tercatat memiliki aset Hotel di Bandung yakni Garden Permata Hotel dan Hotel Grand Surabaya.
7. PT Kertas Leces (Persero)
Pabrik ini berkedudukan di Leces, Probolinggo dan bergerak di bidang produksi kertas. Didirikan pada 1939, pabrik ini menjadi yang tertua kedua di Indonesia setelah Kertas Padalarang.
Perusahaan ini pernah mendapat suntikan dana talangan dari PPA senilai Rp38,5 miliar. Hingga kini, belum ada kejelasan dari proses penyehatan BUMN tersebut.