PARBOABOA, Medan – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditransaksikan cukup volatile di zona merah.
Selama sesi perdagangan, IHSG sempat berbalik arah dan ditransaksikan di level 7.315. Namun, level tersebut tidak berlangsung lama, yang membuat IHSG kembali mengalami tekanan dan sempat menyentuh 7.249. Sebelum akhirnya IHSG ditutup melemah 0.36 persen di level 7.249,50.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan investor asing sendiri membukukan transaksi beli bersih senilai 686 miliar.
Investor asing justru cenderung mengakumulasi saham di saat IHSG mengalami koreksi. Sejumlah saham besar yang menyumbang terjadinya koreksi pada IHSG di perdagangan hari ini adalah ASII, TLKM, BMRI dan TPIA.
Dan pelemahan IHSG di akhir pekan tidak sendirian, mayoritas bursa di Asia juga melemah. Bahkan, Hang Seng melemah hingga 2.03 persen.
Di sisi lain, mata uang Rupiah bergerak seirama dengan sejumlah mata uang di Asia seperti India Rupee, Yuan China maupun Dollar Singapura yang mengalami koreksi terhadap US Dollar.
Mata uang Rupiah ditutup melemah di level 16.185 per US Dollar. Bahkan mata uang Rupiah sempat menyentuh 16.220 per US Dollar sebelum akhirnya mengurangi kerugiannya di sesi perdagangan kedua.
Namun, US Dollar tidak sepenuhnya melemah terhadap sejumlah mata uang di Asia. US Dollar juga terpantau mengalami tekanan terhadap Hongkong Dollar dan Yen Jepang.
Sementara itu, harga emas terpantau mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini. Harga emas melemah di kisaran level 2.416 US Dollar per ons troy nya atau sekitar 1.26 juta per gram.
Sebelumnya, Gunawan Benjamin menjelaskan bursa di Asia pada perdagangan pagi ini kompak mengalami pelemahan.
Beberapa saham sektor teknologi masih memimpin sebagai saham yang paling banyak mengalami tekanan jual.
Tekanan juga muncul seiring dengan rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang menunjukkan peningkatan jumlah pengangguran pada bulan Juli.
Serangkaian data tersebut menjadi pemicu memburuknya kinerja pasar saham. Sejumlah indikator keuangan di AS juga menunjukkan adanya peningkatan pada imbal hasil US Treasury.
Kinerja US Dollar Index juga cenderung bergerak naik di atas level 104. Yang mengindikasikan bahwa kinerja pasar keuangan di tanah air berpeluang besar mengalami koreksi pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, minimnya sentimen pasar membuat IHSG sangat rentan dilanda aksi profit taking.
“Yang mengindikasikan bahwa kinerja pasar keuangan di tanah air berpeluang besar mengalami koreksi pada perdagangan hari ini. Sementara itu, minimnya sentimen pasar membuat IHSG sangat rentan dilanda aksi profit taking,” jelas Gunawan Benjamin kepada PARBOABOA, Jumat (19/07/2024).
Gunawan Benjamin menuturkan, IHSG pada perdagangan hari ini dibuka melemah di level 7.304. IHSG berpeluang untuk ditransaksikan dalam rentang 7.230 hingga 7.320 pada perdagangan hari ini.
“Jika pada perdagangan sebelumnya, IHSG menguat didorong oleh sejumlah saham sektor perbankan, maka secara teknikal potensi koreksi pada IHSG juga bisa dipicu oleh saham di sektor yang sama,” jelas Gunawan Benjamin.
Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah ditransaksikan melemah pada sesi pembukaan perdagangan hari ini.
Mata uang Rupiah melemah di kisaran level 16.180 per US Dollar. Kinerja mata uang Rupiah diproyeksikan akan berada dalam rentang 16.160 hingga 16.210.
“Sejauh ini, pasar berspekulasi bahwa pemangkasan bunga acuan The FED pada bulan Juli sudah musnah,” kata Gunawan Benjamin.
Spekulasi tersebut muncul seiring dengan sikap Gubernur Bank Sentral AS yang cenderung memberikan peluang pemangkasan bunga acuan pada bulan September mendatang.
Di sisi lain, harga emas pada perdagangan pagi terpantau mengalami tekanan ke level 2.426 US Dollar per ons troy nya.
“Dan masih dikarenakan spekulasi pasar bahwa The FED baru akan memangkas bunga acuan paling cepat di bulan September,” tandas Gunawan Benjamin.
Editor: Fika