PARBOABOA - Pasar crypto hancur dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, LUNA coin dianggap sebagai cryptocurrency asli Terraform Labs paling anjlok hingga 98 persen dalam 24 jam terakhir.
Crypto Luna Coin sempat diperdagangkan pada $0,5145 sesuai data dari CoinMarketCap, pada pukul 09.00, Kamis pagi. Atau sekitar Rp15 ribu dari Rp1 juta.
Lantas apa itu, Luna Coin (Terra Luna)?
Terra adalah protokol blockchain yang mendukung jaringan pembayaran global dengan harga stabil dengan menggunakan stablecoin yang didukung oleh mata uang fiat.
Terra, menurut buku putihnya, menggabungkan stabilitas harga dan adopsi mata uang fiat secara luas dengan ketahanan sensor Bitcoin (BTC) dan menawarkan transaksi yang cepat dan berbiaya rendah.
Dilansir dari Bussines Today, token LUNA dan UST saling bergantung, karena keberhasilan ekosistem Terra didasarkan pada adopsi UST sebagai stablecoin.
LUNA berinvestasi di UST dan dibakar karena permintaan untuk UST meningkat. Di sisi lain, jika UST dianggap tidak stabil, nilai LUNA bisa turun.
Lantas apa sebenarnya LUNA Coin itu? Sebelum masuk dalam pembahasan LUNA Coin, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai jaringan tempat LUNA berada yaitu Terra.
Apa itu Terra?
Terra adalah sebuah blockchain yang dibuat dengan tujuan menciptakan ekosistem pembayaran digital terdesentralisasi menggunakan Stablecoin.
Stablecoin adalah merupakan aset kripto yang diciptakan untuk memiliki nilai setara dengan mata uang fiat. Aset stablecoin populer yang diciptakan Terra adalah Terra USD (UST).
Dilansir dari Coinmarketcap Kamis (12/5/2022), pengembangan Terra dimulai pada Januari 2018, dan mainnet-nya secara resmi diluncurkan pada April 2019.
Mulai September 2021, ia menawarkan stablecoin yang dipatok ke dolar AS, won Korea Selatan, tugrik Mongolia, dan mata uang Hak Penarikan Khusus Dana Moneter Internasional.
Apa Itu LUNA?
LUNA adalah kripto asli jaringan Terra yang digunakan untuk menstabilkan harga stablecoin protokol.
Pemegang LUNA juga dapat mengajukan dan memberikan suara pada proposal tata kelola, memberikannya fungsionalitas token tata kelola.
Pendiri Terra
Terra didirikan pada Januari 2018 oleh Daniel Shin dan Do Kwon. Keduanya memahami proyek sebagai cara untuk mendorong adopsi cepat teknologi blockchain dan cryptocurrency melalui fokus pada stabilitas harga dan kegunaan.
Kwon mengambil posisi CEO Terraform Labs, perusahaan di belakang Terra.
Sebelum mengembangkan Terra, Shin ikut mendirikan dan memimpin Ticket Monster, atau dikenal sebagai TMON, platform e-commerce utama Korea Selatan.
Dia kemudian mendirikan Fast Track Asia, sebuah inkubator startup yang bekerja dengan para pengusaha untuk membangun perusahaan yang berfungsi penuh.
Kwon sebelumnya mendirikan dan menjabat sebagai CEO Anyfi, sebuah startup yang menyediakan solusi jaringan mesh nirkabel terdesentralisasi. Dia juga bekerja sebagai insinyur perangkat lunak untuk Microsoft dan Apple.
Perlu diketahui, stablecoin adalah jenis cryptocurrency dengan patokan harga berdasar mata uang fiat yang dikeluarkan secara resmi oleh negara. Sebagai stablecoin, satu koin UST ditawarkan setara dengan 1 dollar AS (sekitar Rp 14.000).
Supaya harga UST stabil di angka tersebut, Terra menggunakan skema pertukaran koin dengan memanfaatkan LUNA Coin.
Setiap koin LUNA seharga 1 dollar AS bisa ditukar dengan satu koin UST, terlepas dari harga pasar kedua koin tersebut.
Saat terjadi proses pertukaran, LUNA Coin bakal dihancurkan dalam peredaran secara permanen untuk membuat koin UST baru, lalu sisanya akan dibuat untuk investasi mengembangkan jaringan Terra, sebagaimana dilansir CoinDesk.
Saat LUNA Coin dibakar maka pasokannya jadi sedikit. Dengan begitu, LUNA Coin bakal semakin langka dan harganya bisa naik.
Di sisi lain, membuat lebih banyak UST bakal menyebabkan harganya bisa stabil di angka 1 dollar AS.
Berdasar skema pertukaran di atas, bisa disarikan bahwa keberadaan UST yang beredar bisa menentukkan stabilitas harga LUNA Coin.
Bila banyak UST yang dicabut dari peredaran maka LUNA Coin bisa menjadi tidak berharga.
Merosotnya UST dari peredaran itulah yang membuat harganya jadi anjlok. Harga UST sendiri kini berada di bawah harga patokannya 1 dollar AS, yakni jadi sekitar 0,4 dollar AS (Rp 5.800).