PARBOABOA, Arab Saudi – Otoritas Arab Saudi dilaporkan akan melegalkan penjualan dan konsumsi minuman beralkohol dan pemakaian bikini di salah satu wilayah, tepatnya di Kota Neom yang berada di tepi Laut Merah.
Kota Neom merupakan bagian dari mega proyek Arab Saudi senilai US$ 500 miliar, yang kini tengah diperluas pembangunannya ke Pulau Sindalah di Laut Merah barat laut negara itu. Resort Pulau Sindalah tersebut rencananya akan mulai dibuka pada tahun 2023.
"Terletak di pulau Laut Merah bernama Sindalah, resor Neom berharap untuk menawarkan bar anggur premium, bar koktail terpisah, dan bar untuk sampanye dan makanan penutup," tulis Wall Street Journal (WSJ), dikutip Senin (19/09/2022).
Selain mengizinkan membuka bar, Saudi juga bakal melegalkan toko-toko retail menjual wine secara terbuka di kota, menurut dokumen pemerintah Saudi yang dirilis pada Januari 2022 itu.
"Rencana tersebut juga menyerukan toko anggur ritel dengan tampilan dinding vertikal yang mencolok," tulis WSJ.
Tak hanya minuman keras, gambar pengembangan Sindalah tertanggal Juni juga memuat gambar-gambar wanita berbikini dan pria bertelanjang dada. Mereka digambarkan bersantai di sebuah kapal pesiar dan mandi di kolam renang tanpa batas.
"Sindalah akan 'menyalakan' Laut Merah sebagai tujuan baru untuk kapal pesiar super dan menarik beberapa orang paling kaya dan berpengaruh di dunia," kata media itu lagi.
Selama ini, Kerajaan Saudi melarang konsumsi, impor, pembuatan bir, dan penjualan alkohol. Bagi siapapun yang melanggar aturan itu akan dikenai hukuman berupa denda, penjara, hingga hukum cambuk.
Larangan tersebut sesuai dengan ajaran Al-Quran dan menjadikan Saudi sebagai negara contoh moralitas Muslim di dunia.
Namun, sejak Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) menjadi Putra Mahkota sekaligus pemimpin de facto Saudi, Riyadh melonggarkan sejumlah undang-undang yang dianggap berkaitan dengan moralitas.
Misalnya, mengizinkan laki-laki dan perempuan bercampur satu di ruang publik, mengizinkan wanita mengemudi, membuka kembali bioskop, dan mengizinkan penggunaan bikini di pantai privat di kota itu.
Kota Neom hanya salah satu dari strategi pariwisata Arab Saudi senilai US$1 triliun atau sekitar Rp14.968 triliun. Sejak MbS menjabat Putra Mahkota, Saudi telah memperkenalkan Visi Saudi 2030 di mana kerajaan semakin getol mengembangkan sejumlah sektor termasuk wisata sebagai kantong pemasukan tambahan negara agar tak cuma bergantung pada minyak.
Proyek Neom sendiri disebut sampai mengusir suku Howeitat yang tinggal di negara itu. Dua anggota suku minoritas itu bahkan sempat melancarkan aksi protes terhadap proyek itu hingga mendapat hukuman 50 tahun bui, demikian dikutip Middle East Monitor.