Terkuak! Begini Awal Mula Depo Pertamina Plumpang Berubah Jadi Kawasan Padat Penduduk

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menceritakan awal mula berdirinya terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) atau Depo BBM Plumpang, Jakarta Utara hingga berubah menjadi kawasan padat penduduk. (Foto: Dok BUMN)

PARBOABOA, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menceritakan awal mula berdirinya terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) atau Depo BBM Plumpang, Jakarta Utara hingga berubah menjadi kawasan padat penduduk.

Menurut Erick, pada awal 1971, Pertamina membeli lahan seluas 153,4 hektar dari PT Mastraco untuk membangun Depo BBM Plumpang. Saat itu, jarak antara area penyangga (buffer zone) depo dan daerah pemukiman masih aman, karena masih sepi penduduk.

Namun, pada 1987, terlihat area pemukiman semakin merapat ke area depo BBM Pertamina dan fenomena ini semakin membesar hingga pada 2023, pemukiman warga berimpitan dengan area pipa penyaluran BBM ke Depo Plumpang.

"Bahkan dari foto-foto yang beredar, sebuah pipa (jaraknya) berdekatan dengan dapur penduduk," ujar Erick dalam rangka rapat kerja dengan Komisi VI DPR, dikutip dari Youtube DPR RI, Senin (20/3/2023).

Saat ini, lanjutnya, Pertamina masih menguasai tanah seluas 71,9 hektar, namun sekitar 81,6 hektar lainnya dikuasai oleh penghuni tanpa hak.

Berdasarkan hasil inventaris oleh PT Surveyor Indonesia pada tahun 2017, area yang dikuasai oleh penghuni tanpa hak tersebut mencapai 34.707 orang dengan 9.234 Kepala Keluarga.

"Tentu apa yang terjadi hari ini kita hanya bisa memproteksi di area A (dikuasai Pertamina) dan B sampai D (penghuni tanpa hak) itu sudah seluruhnya penduduk tinggal. Apalagi, di tahun-tahun 1998 ketika kita saat reformasi, nah itu terjadilah penggunaan lahan (oleh penduduk)," tuturnya.

"Jadi, kalau ditanya apakah lahan Pertamina? ini lahan Pertamina, tapi isunya bagaimana kita menyelesaikan lahan ini," ucapnya.

Menurutnya, Pertamina telah menyiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan panjang untuk menyelesaikan masalah ini.

Untuk jangka pendek, pihaknya telah menyiapkan area penyangga Depo BBM Plumpang dengan jarak aman sebesar 52,5 meter, meskipun jarak aman rata-rata internasional bisa mencapai 500 meter.

Erick menjelaskan bahwa buffer zone yang diusulkan dilengkapi dengan kanal air untuk mengurangi risiko hal-hal yang tidak diinginkan.

“Ini yang kita lakukan sementara," ucapnya.

Editor: Sondang
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS