Biden Memohon ke Kongres untuk Memperketat Kepemilikan Senjata Api

Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato nasional terkait pembatasan kepemilikan senjata api. AP

PARBOABOA, Pematangsiantar - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis waktu setempat menyampaikan permohonan kepada Kongres untuk mengambil tindakan terkait kekerasan dengan menggunakan senjata api yang kian mengkhawatirkan. 

Dilansir Associated Press, Jumat (3/6/2022), Biden menyerukan agar Parlemen kembali menerapkan larangan penjualan senapan serbu dan tempat peluru berkapasitas tinggi usai serangkaian penembakan massal yang terjadi belakangan ini. 

Ia juga mengingatkan, jika para anggota DPR gagal bertindak, maka masyarakat harus menyuarakan masalah ini dalam Pemilu tengah musim yang bakal digelar November. 

Dalam pidatonya di Gedung Putih, Biden mengakui jika arah angin politik yang ia harapkan dapat memberi tekanan kepada Kongres untuk menerapkan pembatasan yang lebih ketat terkait kepemilikan senjata api telah gagal. 

Presiden 79 tahun itu juga menambahkan, jika Kongres menolak seluruh permohonannya, maka mereka harus mencari cara lain guna mengurangi terjadinya penembakan massal. 

Beberapa cara di antaranya adalah membatasi akses senjata api bagi orang yang memiliki masalah kesehatan mental, atau menaikkan usia pembeli senapan serbu dari 18 tahun menjadi 21.

"Seberapa banyak kehancuran lagi yang mampu kita terima?" kata Biden, usai terjadinya penembakan massal di sebuah SD di Kota Uvalde, Texas, yang menewaskan 19 murid dan dua guru oleh remaja berusia 18 tahun. 

Sedangkan yang terbaru, seorang pria bersenjatakan senapan serbu dan pistol membunuh empat orang di sebuah rumah sakit kampus di Tulsa pada Rabu waktu setempat. 

Belum lagi penyerangan bersenjata yang menarget warga kulit hitam di Buffalo, New York, oleh remaja kulit putih berusia 18 tahun yang menewaskan 10 orang. Polisi menyebutnya sebagai "kekejaman ekstrem yang termotivasi oleh kebencian rasial".

"Kali ini kita harus melakukan sesuatu," kata biden kepada Senat, di mana 10 suara dari Partai Republik dibutuhkan untuk meloloskan kebijakan tersebut. 

"Saya tahu betapa sulitnya ini, tetapi saya tidak akan menyerah. Dan jika Kongres gagal, saya percaya mayoritas warga Amerika tidak akan menyerah juga."

"Saya percaya mayoritas dari Anda semua (warga AS) akan menggunakan kemarahan Anda untuk membuat masalah ini sebagai fokus utama dalam pemungutan suara (tengah musim)," tambahnya. 

Saking pentingnya pidato Biden itu, seluruh jaringan penyiaran utama di AS sampai-sampai  menghentikan seluruh program acara mereka yang seharusnya tayang pukul 19.30 waktu setempat. 

Biden sebelumnya hanya menyampaikan pidato nasional terkait pandemi Covid-19 dan penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Tetapi, karena kekhawatiran akan semakin meningkatnya penembakan massal membuat Biden sering menyampaikan pidato serupa. 

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS