Harga Bitcoin anjlok pada Jumat (26/11) setelah penemuan varian baru virus Covid-19 yang berpotensi kebal terhadap vaksin membuat investor membuang aset berisiko.
Menurut data CoinDesk, harga Bitcoin pada Jumat (26/11) pukul 17.40 WIB ada di angka USD 54.825,39 atau turun 5,72% dibanding posisi 24 jam sebelumnya. Posisi ini terendah sejak 12 Oktober lalu.
Harga Bitcoin anjlok 10% dalam 12 jam dan pasar cryptocurrency dan kehilangan hampir USD 300 miliar pada Jumat karena varian baru virus Covid-19 yang menciptakan ketakutan di seluruh pasar di seluruh dunia.
Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua di dunia, turun 14% menjadi USD 3.910, dari USD 4.550, selama periode itu.
Beberapa altcoin juga turun sebanyak 20% dalam setengah hari sebelum menunjukkan beberapa pemulihan terbatas.
Dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (26/11/2021), penyebab turunnya harga kripto kali ini disinyalir berhubungan dengan kemunculan varian baru Covid-19 di Benua Afrika.
Pada Kamis kemarin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan ditemukannya varian B.1.1.529 yang mengandung lebih dari 30 mutasi. Sejumlah negara dilaporkan sudah menangguhkan penerbangan ke wilayah Afrika.
"Investor berupaya mengurangi exposure mereka terhadap ketidakpastian terkait efek varian baru Covid terhadap ekonomi dan pasar keuangan," ujar Farah Mourad, Senior Market Analyst di XTB Crypto..
"Analisis awal menunjukkan bahwa varian ini memiliki sejumlah besar mutasi yang memerlukan dan akan menjalani studi lebih lanjut," kata juru bicara WHO Christian Lindmeier pada konferensi pers PBB.
Di tengah ketidakpastian dan ketakutan, pasar saham Asia kehilangan sekitar 2%, sementara bursa saham Eropa turun lebih dari 3%.
Selain itu, ada ancaman lain terhadap kripto dari regulator. Awal pekan ini, pemerintah India mengumumkan rencana untuk mengeluarkan undang-undang yang akan melarang sebagian besar cryptocurrency.