PARBOABOA, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut jika tren aksi terorisme di Indonesia mengalami penurunan pada periode 2018-2022.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel pada Rabu, 5 Juli 2023.
Menurutnya, upaya pencegahan serta penanggulangan ekstrimisme berbasis kekerasan telah menunjukan tren positif, yakni dengan menurunnya angka serangan teror dari tahun ke tahun di Tanah Air.
Dilansir dari I-KHub BNPT Counter Terrorism and Violent Extremism Outlook, sejak tahun 2018 hingga 2022, telah terjadi serangan terorisme sebanyak 49 kali di Indonesia.
Rinciannya, tercatat pada 2018, ada 19 kali serangan terorisme, kemudian di tahun 2019 dan 2020 ada 11 kali, 6 kali di tahun 2012, dan 2 kali pada tahun 2022.
Kendati demikian, Rycko menilai bahwa tren penurunan teror ini seperti gunung es, di mana situasi sesungguhnya adalah keadaan yang terlihat dan muncul di permukaan.
Oleh karenanya, ia meminta agar seluruh pihak tidak berpuas diri dan harus tetap waspada terhadap gerakan terorisme yang kerap menyusup ke kehidupan masyarakat.
Rycko menuturkan jika kelompok terorisme itu mulai mengubah strategi pendekatannya dari mulai hard ke soft approach dan dari strategi bullet menjadi ballot.
Dia menambahkan, kesadaran publik dan sinergi antar pihak sangat penting untuk dibangun sebagai upaya menghadapi terorisme. Sebab, paham ekstremisme berbasis kekerasan itu tidak bisa dihadapi sendirian.
Editor: Maesa