Korut Habiskan Rp9,4 Triliun untuk Program Nuklirnya Tahun lalu

Korut menghabiskan dana sebesar Rp9,4 triliun untuk program nuklirnya. Anadolu Agency

PARBOABOA, Pematangsiantar - Sepanjang 2021, Korea Utara dilaporkan menghabiskan dana sebesar US$642 juta (sekitar Rp9,4 triliun) untuk program nuklirnya. 

Dilansir Reuters, Rabu (15/6/2022), laporan ini terungkap saat Korut telah menuntaskan persiapan guna menggelar percobaan nuklir terbaru di tengah merebaknya pandemi Covid-19 serta krisis ekonomi. 

Laporan ini tertuang dalam rilis pengeluaran senjata nuklir global oleh para aktivis nuklir yang tergabung dalam Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (ICAN), yang berbasis di Jenewa, Swiss, Selasa waktu setempat. 

Namun demikian, tidak ada data pengeluaran maupun persenjataan nuklir Korut yang terkonfirmasi. 

Laporan ICAN itu merupakan perkiraan yang berlandaskan pada asumsi bahwa Korut terus menghabiskan sepertiga dari pendapatan nasional bruto untuk militer. Dan sekitar 6 persen dari anggaran militer itu dialokasikan untuk persenjataan nuklir.

Perkiraan itu membuat Korut sebagai negara pembelanja terendah dari sembilan negara yang memiliki senjata nuklir yang dibahas dalam laporan ICAN. 

Total perkiraan negara pimpinan Kim Jong Un itu mencapai separuh dari negara pembelanja terendah lainnya, yakni Pakistan.

Negara Komunis itu sejak 2016 sedikitnya telah menggelar enam uji coba nuklir. Dan tampaknya bakal melanjutkan program nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.

Amerika Serikat, yang memimpin kampanye internasional untuk menjatuhkan sanksi pada Korut terkait pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik, telah mengritik Pyongyang karena menghabiskan jutaan dolar untuk militer di saat negaranya menghadapi kekurangan pangan dan persoalan ekonomi.

Namun begitu, Korut mengeklaim pihaknya memiliki hak yang berdaulat untuk mengembangkan persenjataan nuklir demi pertahanan diri. 

Ditegaskan juga oleh Korut bahwa senjata nuklir diperlukan untuk melindungi negara dari ancaman internasional.

Tidak jelas apakah Pyongyang mengurangi anggaran untuk program nuklirnya selama pandemi Corona.

Tetapi para analis, pejabat asing, serta pakar independen yang memantau sanksi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah melaporkan bahwa Korut bakal terus maju mencapai tujuannya mengembangkan dan memperluas persenjataan. 

Di lokasi reaktor nuklir utama Korut terlihat ada aktivitas serta pembangunan. Belum lagi di tambang uranium dan situs-situs terkait lainnya. 

Dalam laporan tahunan yang dirilis pekan ini, Institut Penelitian Perdamaian Stockholm (SIPRI) memperkirakan Korut telah memproduksi hingga 20 hulu ledak,.

Dan Pyongyang mungkin telah memiliki bahan yang cukup untuk menciptakan sekitar 45 hingga 55 perangkat nuklir.

"Program nuklir militer Korea Utara tetap menjadi pusat strategi keamanan nasionalnya," sebut SIPRI dalam laporannya.

Sementara itu, buku putih pertahanan terbaru Korea Selatan (Korsel) melaporkan Korut telah memiliki sekitar 50 kilogram plutonium tingkat senjata dan sejumlah besar uranium yang telah diperkaya. Meski data itu merupakan perkiraan yang tidak berubah sejak tahun 2016.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS