PARBOABOA - Google dilaporkan telah memblokir 151 aplikasi yang berbahaya pada perangkat Android yang menjebak pengguna agar mereka tanpa sadar mendaftar SMS premium berharga mahal yang menyedot pulsa.
Aplikasi tersebut merupakan bagian dari metode scam SMS premium. Metode scam tersebar dalam berbagai format mulai dari surel, pesan singkat, hingga aplikasi yang diunduh. Sehingga pengguna harus selalu berhati-hati dalam mengunduh aplikasi Android.
Perusahaan keamanan siber Avast baru-baru ini melaporkan sebuah kampanye scam yang bernama UltimaSMS. Dilansir dari Avast, tercatat 151 aplikasi menjadi bagian dari kampanye scam SMS premium tersebut.
Aplikasi yang terindikasi scam tersebut dianggap berbahaya karena dapat mendaftarkan nomor pengguna ke layanan SMS premium secara diam-diam, sehingga pulsa pengguna akan tersedot terus menerus selama aplikasi tersebut masih terpasang.
Google pun langsung merespon dengan menghapus seluruh aplikasi scam tersebut dari toko aplikasinya.
Sebenarnya ada ratusan aplikasi scam yang teridentifikasi dan tersebar di 80 negara, tapi 25 aplikasi ini paling banyak diunduh di Asia.
1. Ultima Keyboard 3D Pro
2. Battery Animation Charge 2021
3. RGB Neon HD Keyboard Background
4. Wi-Fi Around: All Wi-Fi and Hotspots Unlock
5. Magic Fonts and Keyboard 2021
6. PhotoLab Pro +
7. WhoCall Caller ID and Spam Blocker
8. Pixelize Art
9. SecVPN: Fast and Secure VPN
10. EasyCode: QR and Barcode Scanner
11. Easy Photo Recovery 2021
12. Magic Keyboards and Fonts
13. Recovery Old Photo
14. Phone Finder
15. Parallels - Multi Accounts
16. Video Downloader Master
17. Make Wallpaper and Widget
18. Muslim Stickers and Memoji for WhatsApp
19. DiskRecover: Photo & Files Recovery
20. Likes & Followers for Tik-Tok
21. WI-FI UnlockerPRO
22. ForMuslims
23. WI-FI Unlock Password
24. Stickers Up!
25. My Photo Battery Charging 2021
Aplikasi-aplikasi tersebut merupakan scam UltimaSMS dengan menyamar sebagai aplikasi keyboard, foto, video editing, filter kamera, dll.
Setelah berhasil diunduh dan dipasang, aplikasi akan secara diam-diam memeriksa nomor IMEI (International Mobile Equipment Identity), nomor ponsel, serta informasi lokasi pengguna untuk menentukan kode negara dan bahasa yang akan digunakan untuk menjebak korban.
Apabila detail informasi telah dimasukkan, aplikasi akan mendaftarkan layanan SMS premium berlangganan yang dapat membebankan biaya hingga 40 dollar AS (sekitar Rp 570.000) setiap bulan.