Dianggap Penuh Kebencian, Elon Musk tak lagi Dukung Partai Demokrat

Elon Musk mengritik Partai Demokrat dengan menyebut partai itu terpecah dan dipenuhi kebencian (Bloomberg)

PARBOABOA, Pematangsiantar - Orang terkaya di dunia, Elon Musk, melontarkan kritik pedas kepada Partai Demokrat melalui akun Twitter-nya pada Rabu. Ia menyebut partai itu terpecah dan dipenuhi kebencian. 

Dilansir Bloomberg, Kamis (19/5/2022), CEO Tesla itu mengaku di masa lalu mendukung Demokrat, namun mulai sekarang akan berpaling ke Partai Republik. 

"Di masa lalu saya memilih Partai Demokrat, karena (kebanyakan dari mereka) adalah partai kebaikan," tulisnya di Twitter. 

"Tetapi mereka telah menjadi partai yang terpecah dan kebencian. Sehingga saya tak lagi mendukung mereka dan akan memilih (partai) Republik."

"Sekarang, saksikan trik kampanye kotor mereka terhadap saya terungkap," tambah CEO Tesla dan SpaceX itu. 

Musk baru-baru ini mengatakan bakal mencabut blokir akun mantan Presiden AS Donald Trump, oleh Twitter. Diketahui, Trump merupakan seorang Republikan. 

Dia juga mengatakan Twitter berhaluan kiri jauh karena bermarkas di California, negara bagian yang dikenal dengan politik progresifnya.

Niat Musk memberikan suaranya kepada Partai Republik pertamakali tercetus pada pekan lalu dalam sebuah konferensi pers. 

Saya pernah dengan sepenuh hati memilih Demokrat. Saya pernah tak yakin, sebagai informasi saya sebelumnya tak pernah berniat memilih Republikan. Tetapi di pemilihan kali ini saya akan melakukannya," kata Musk lantang. 

Saham Tesla turun 6,8 persen pada hari Rabu (18/5/2022), setelah ia mengumumkan dukungannya untuk Partai Republik. Tesla juga telah dihapus dari indeks berkelanjutan yang diawasi ketat.

Cuitan yang mengejek Elon sebagai "Elon yang malang" juga sedang trending di Twitter. Hal sampai-sampai membuat ibunya, Maye Musk, membela putranya.

Maye Musk mengritik sejumlah tweet dan menyebutnya "komentar jahat" serta menuduh mereka "troll atau bot", istilah yang mengacu pada akun palsu.

Musk akhir-akhir ini kerap mengritik pemerintahan Presiden Joe Biden dan Partai Demokrat. 

Itu karena proposal mereka yang menaikkan  pajak miliarder dan memberikan lebih banyak insentif pajak untuk kendaraan listrik buatan serikat pekerja. 

Tahun lalu, Tesla, yang menganggap California sebagai pasar terbesarnya di AS, memindahkan kantor pusatnya dari California ke Texas yang lebih konservatif secara politik.

Musk juga memindahkan kediaman pribadinya dari California ke Texas, di mana tidak ada pajak penghasilan negara bagian.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS