PARBOABOA, Jakarta - Kabiro Komunikasi Publik Umum dan Kesekretariatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Driszal Friyantoni menyebut jika desakan mundur dari Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tak mempengaruhi kinerja Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko.
"Enggak, enggak (desakan tidak berpengaruh). Bapak Kepala tadi pagi masih rapat sama saya. Kemudian, siang tadi sepertinya menghadiri acara di Kemenko Marves," kata Driszal dalam keterangannya di Gedung BJ Habibie, Jakarta Pusat, Jumat (03/02/2023).
Driszal menilai bahwa desakan mundur dari jabatan Kepala BRIN dari DPR merupakan bagian dari risiko. Sebab, pihaknya saat ini sedang melakukan perubahan mendasar.
"Kalau orang mau lakukan perubahan, kalau enggak ada reaksi kan enggak ada yang berubah ya. Ini BRIN melakukan perubahan yang mendasar, ternyata ada itu ya berarti berhasil perubahannya. Kalau adem ayem aja berarti sama seperti sebelumnya," jelas Driszal.
Sebelumnya, diberitakan bahwa Wakil Ketua Komisi VII DPR Maman Abdurrahman menyoroti kinerja BRIN dan kepalanya dalam rapat di DPR pada Senin (30/01/2023) dengan mengungkapkan realisasi anggaran BRIN 2022 yang mencapai angka Rp6,38 triliun.
"Dari awal kita sudah mengkritik bahwa keberpihakan postur anggaran BRIN pada riset negara kita masih minim sekali,” ujar Maman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin.
“Karena apa, dari anggaran total Rp6,38 triliun, 4 triliunnya full dipakai untuk operasional belanja kepegawaian,” sambungnya.
Oleh sebab itu, ia meminta agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit penggunaan dana BRIN sepanjang 2022.
“Saya minta forum ini untuk aparatur terkait, BPK, melakukan audit investigasi, bahkan audit forensik pada penggunaan anggaran BRIN ini,” tegasnya.
Kemudian Maman meminta agar Kepala BRIN diganti karena permasalahan tersebut telah terjadi selama dua tahun.
“Karena ini sudah hampir dua tahun bermasalah,” pungkasnya.