Dilema Komunitas Skateboard di Pematang Siantar: DPRD Dukung Aspirasi, Pemko Malah Tak Tahu Fasilitas Tak Penuhi Standar

Kondisi skatepark yang tidak memadai untuk pemain skateboarder di Lapangan Merdeka, Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara. (Foto: PARBOABOA/Kristianni Halawa)

PARBOABOA, Pematang Siantar - Tidak memadainya skatepark, atau fasilitas bermain bagi komunitas skateboard di Lapangan Merdeka akhirnya ditanggapi Pemerintah Kota Pematang Siantar, terutama Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud).

Kepala bidang Pariwisata di Disporaparbud Pematang Siantar, Rahmat Riadi mengaku tidak mengetahui fasilitas untuk komunitas skateboard itu tidak memadai. Padahal, fasilitas tersebut penting untuk generasi muda mengembangkan hobi bermain skateboard.

“Saya juga bingung kenapa mereka tidak bermain di situ, ternyata fasilitasnya tidak memenuhi syarat," katanya kepada PARBOABOA.

Meski tidak memadai, namun Disporaparbud Pematang Siantar belum berencana menyediakan fasilitas baru untuk komunitas tersebut.

“Kami akan mengkoordinasikan dengan Kepala Bidang Olahraga guna membahas kemungkinan penataan ulang fasilitas skatepark yang ada di Lapangan Merdeka," jelas Rahmat.

Ia beralasan, komunitas skateboard selama ini tidak pernah mengkoordinasikan kebutuhan dan potensinya secara resmi kepada Disporaparbud. 

Rahmat menjelaskan, jika komunitas skateboard itu menyampaikan kebutuhan mereka, pengembangan fasilitas dan program yang lebih baik untuk pemain skateboard bisa direncanakan.

"Meskipun rinciannya masih dalam tahap pembahasan, hal ini berpotensi masuk dalam perencanaan program dinas," ungkap Rahmat.

Sementara DPRD Pematang Siantar mendukung aspirasi dari komunitas skateboard di kota itu.

“Kami, Wakil Rakyat Kota Pematang Siantar menyatakan untuk mendukung aspirasi tersebut," kata Sekretaris DPRD Komisi 1 Pematang Siantar, Boy Iskandar Warongan, kepada PARBOABOA.

Boy mengatakan, fasilitas skatepark akan ditampung sebagai aspirasi yang akan dimasukkan dalam pos anggaran tahun depan. 

Ia juga menggarisbawahi pentingnya komunikasi yang lebih intensif dengan komunitas skateboard, terutama untuk memastikan fasilitas skatepark yang akan dibangun memenuhi standar yang sesuai dengan kebutuhan skateboarder lokal.

“Komunikasi yang lebih mendalam dengan komunitas skateboarder ini akan membantu dalam menentukan apakah perlu adanya peningkatan atau modifikasi pada fasilitas yang sudah ada," jelasnya.

Tidak hanya itu, Boy juga memberikan pesan positif kepada komunitas skateboard di Pematang Siantar.

"Tetap semangat mengembangkan bakat dan memajukan dunia skateboard di Siantar," katanya.

Harapannya, komunitas skateboarder di Kota Pematang Siantar dapat melakukan kegiatan mereka lebih baik lagi, imbuh Boy Iskandar Warongan.

Sebelumnya, komunitas skateboard di Pematang Siantar mengeluhkan fasilitas skateboard atau skatepark yang tidak memenuhi syarat.

Salah seorang anggota komunitas skateboard, Andy Nova (28) mengatakan, fasilitas untuk olahraga skateboard di Pematang Siantar kurang memadai untuk mengembang hobi mereka. Bahkan beberapa fasilitas yang mereka bangun secara mandiri, salah satunya di Lapangan Haji Adam Malik hilang dicuri orang.

“Padahal, minat terhadap skateboard di kalangan anak muda masih sangat besar," ungkapnya.

Andy menceritakan, di masa jabatan Wali Kota Hefriansyah, komunitas skateboard Pematang Siantar berhasil berkolaborasi dengan pemerintah kota, mengadakan kegiatan yang disebut car free day, di mana anak-anak skateboard dapat berkumpul di depan Kantor DPRD. 

"Namun, saat ini, dukungan dari pemerintah tampaknya telah merosot," ungkapnya.

Andy mengakui, pemerintah memang menyediakan tempat untuk skateboarder bermain di Lapangan Merdeka, tetapi fasilitas yang ada itu tidak memenuhi syarat keselamatan. Pemko bermaksud memberikan kejutan kepada anak-anak skate, namun skatepark yang dibangun tidak memenuhi syarat untuk digunakan.

“Saya sangat menghargai Pemko membuat skatepark untuk kami di Lapangan Merdeka, namun mereka tidak melakukan riset terlebih dahulu sebelum membangun fingerpark-nya. Fasilitas fingerpark di skatepark tersebut tidak sesuai dengan kapasitas kami, karena itu sangat berbahaya bagi anak skateboard terkhusus yang masih pemula," jelasnya.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS