PARBOABOA, Pematangsiantar - Triliuner sekaligus manusia terkaya di muka Bumi, Elon Musk, membuat kehebohan karena secara mendadak ingin membeli seluruh saham media sosial Twitter.
Dilansir Associated Press, Sabtu (16/4/2022), CEO Tesla itu menawarkan untuk mengakuisisi semua saham di Twitter yang bukan miliknya.
Dia menawarkan akuisisi sebesar US$54,20 (Rp775 ribu) per lembar saham dengan jumlah valuasi perusahaan US$43,4 miliar, atau sekitar Rp620 triliun.
Sementara badan direksi Twitter satu suara untuk mengadopsi 'pil beracun', yakni langkah pertahanan yang mengizinkan para pemegang saham saat ini (kecuali Musk) membeli saham tambahan dengan harga diskon.
Sehingga akan semakin sulit bagi Musk meraup mayoritas voting para pemilik saham untuk mengakuisisi perusahaan berlogo burung itu.
Sebagai informasi, pada akhir Maret lalu Musk telah membeli 9,2 persen saham Twitter dan membuatnya sebagai pemegang saham terbanyak di perusahaan tersebut.
Pro dan kontra lantas mengiringi keinginannya itu. Elon Musk memang paling gemar memakai Twitter untuk menyampaikan pendapatnya yang sering kontroversial.
Ia punya 82 juta pengikut di sana. Mungkin itu yang melatarbelakangi timbulah ide untuk membelinya sekalian.
"Saya berinvestasi di Twitter karena saya percaya pada potensinya untuk menjadi platform kebebasan berbicara di seluruh dunia, dan saya percaya kebebasan berbicara adalah fungsi demokrasi yang harus dimiliki masyarakat," ujar Elon Musk dalam surat yang ia kirim ke Twitter seperti dikutip dari CNN
"Namun, sejak melakukan investasi saya sekarang menyadari bahwa perusahaan tidak akan berkembang atau melayani kebutuhan masyarakat dalam bentuk seperti ini. Twitter perlu diubah sebagai perusahaan swasta," ucap Elon Musk.
Disampaikannya juga, penawaran pembelian saham 100% ini merupakan penawaran terbaik dan yang terakhir darinya.
Tawaran Elon Musk itu disambut beragam. Pangeran Alwaleed bin Talaldari Arab Saudi, sebagai salah satu pemegang saham Twitter, langsung menolaknya.
"Sebagai salah satu pemegang saham terbesar dan jangka panjang dari Twitter, Kerajaan dan saya menolak tawaran Elon Musk tersebut," kata sang pangeran.
Beberapa pihak menilai tawaran Elon Musk pada Twitter terlalu rendah. Ada pula yang menganggap tidak baik jika satu orang berkuasa penuh di Twitter. Belum lagi Elon Musk kerap melakukan tindakan kontroversial.
Namun banyak juga yang mendukungnya dan menilai Twitter akan menjadi lebih baik di bawah komando Musk.