Enam BUMN Ini Terancam Dibubarkan, Ada Apa?

Logo Kementerian Badan Usana Milik Negara (BUMN). (Foto: BUMN)

PARBOABOA, Jakarta - Sebanyak enam badan usaha milik negara (BUMN) terancam disuntik mati atau dibubarkan.

Enam perusahaan pelat merah ini mengalami kondisi keuangan yang semakin memburuk dan terlilit hutang.

Mereka bagian dari 14 BUMN yang sedang dikaji pengelolaan keuangannya oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) di Kementerian BUMN.

PPA merupakan anak usaha PT Danareksa, salah satu perusahaan yang menyediakan jasa pengelolaan BUMN untuk tujuan tertentu seperti restrukturisasi, revitalisasi dan divestasi.

Berikut rincian 6 BUMN yang terancam bubar tersebut:

1. PT Amarta Karya (Persero)

PT Amarta Karya bergerak di sektor pembuatan konstruksi baja. 

Awalnya, perusahaan ini bernama 'Robbe Linde & Co' dan baru dinasionalisasikan pada 1962.

Di 1962, bentuknya masih perusahaan negara (PN) dan baru pada 1972 menjadi perusahaan perseroan (PT) yang berkedudukan di Jakarta. 

Perusahaan ini sempat memperluas lini bisnisnya menjadi konstruksi di bidang pekerjaan sipil, listrik dan mekanik. 

Termasuk pengembangan manufaktur, infrastruktur, gedung, Engineering-Procurement-Construction (EPC) dan properti.

2. PT Indah Karya (Persero)

PT Indah Karya menjadi salah satu BUMN yang bergerak di sektor konsultan. Mulai dari konsultan desain, teknik, ESIC dan konsultan manajemen.

Perusahaan negara ini didirikan untuk melaksanakan program pemerintah. 

Di antaranya pembangunan ekonomi nasional di bidang survei, penyelidikan, studi perencanaan, perencanaan teknis, manajemen, pengawasan pekerjaan konstruksi, penyediaan tenaga ahli dan konsultasi.

Setelah di sektor konsultan, Indah Karya kemudian melebarkan sayap di bidang properti dan industri di 2014.

PT Indah Karya juga sempat membangun pabrik kayu lapis yang berorientasi ekspor di Bondowoso.

3. PT Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero)/DPS

PT DPS merupakan BUMN di bidang perbaikan kapal. Perusahaan ini memperbaiki berbagai jenis dan ukuran kapal. 

Lebih dari 20 ribu kapal yang telah diperbaiki dan PT DPS juga membangun lebih dari 600 berbagai jenis kapal dari klien lokal dan asing.

Tak hanya perbaikan, PT DPS juga memiliki catatan dalam teknologi konversi kapal dan jasa non-kapal.

Seperti, produk desain dan rekayasa, fabrikasi crane dan perakitan, konstruksi lepas pantai serta fabrikasi struktur lain.

Awalnya PT DPS ini merupakan perusahaan Belanda bernama NV Maatschappij Droogdok Soerabaja yang didirikan pada September 1910.

Baru pada 1 Januari 1961, perusahaan yang sempat dikelola pemerintah Jepang ini menjadi sebuah perusahaan negara bernama PN Dok dan Perkapalan Surabaya.

4. PT Semen Kupang

PT Semen Kupang awalnya merupakan perusahaan patungan dari PT Semen Gresik, Bank Pembangunan Indonesia dan PD Flobamora (milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur).

Semen Kupang ini berdiri sejak 1983 dengan kapasitas produksi mencapai 129 ribu ton per tahun.

Semen Kupang ini menjadi satu-satunya industri semen di NTT dan baru pada 4 Januari 1991 dinyatakan sebagai BUMN.

Penetapan Semen Kupang menjadi BUMN berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 1991 perihal penyertaan modal negara ke dalam PT Semen Kupang dengan pengalihan saham PT Semen Gresik (Persero).

Setelah berubah menjadi BUMN, Semen Kupang terus meningkatkan kapasitas produksinya sampai 570 ribu ton.

Sayangnya, di era 2000-an, Semen Kupang mulai mengalami pasang-surut dan terlilit utang hingga Rp30 miliar lebih. 

Utang itu berasal dari PT Sewatama Jakarta sebagai perusahaan pemasok energi listrik ke Semen Kupang. 

Karena tak sanggup melunasi utang, PT Sewatama Jakarta kemudian melakukan pemutusan hubungan kerja dengan PT Semen Kupang pada Maret 2008.

5. PT Varuna Tirta Prakasya (Persero)

Perusahaan yang didirikan pada Mei 1974 ini dikenal sebagai PT VIP dan bergerak di bidang jasa logistik. 

Layanannya pun mencakup logistic distribution, project management, supply chain management, export-import logistics, oil and gas logistics.

PT VIP sebelumnya merupakan gabungan 4 perusahaan Belanda yang kemudian diberi nama Veem Combinatie Tandjoeng Priok.

Baru pada Januari 1977, perusahaan logistik dengan nama Belanda itu berubah menjadi PT Varuna Tirta Prakasya (Persero).

6. PT Barata Indonesia (Persero)

Selain PT Indah Karya yang bergerak di manufaktur, PT Barata Indonesia (Persero) juga bergerak di bidang yang sama. Namun, fokus utama dari perusahaan ini yaitu bisnis pengecoran (foundry).

Meski di bidang manufaktur, perusahaan yang dirintis sejak zaman Belanda ini memproduksi alat-alat mesin untuk keperluan pabrik gula dan teh. Bahkan sempat memproduksi alat perang.

Seiring waktu, PT Barata Indonesia melakukan transformasi bisnis, dengan tetap memperkuat lini bisnis pengecoran.

Upaya Penyehatan BUMN

Meski terancam dibubarkan, keenam BUMN ini pernah melewati upaya-upaya penyehatan dari pemerintah. 

Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury, menjabarkan, upaya tersebut mulai dari penguatan good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik, perbaikan budaya kerja.

Kemudian manajemen risiko atau risk management, mendorong upaya perbaikan bisnis model dan investasi serta pelaksanaan sistem dan aturan yang jelas dan tegas.

Tak hanya itu, transformasi BUMN juga penting dilakukan, utamanya bagi BUMN yang sedang sakit.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS