Fakta-Fakta Menarik Dibalik Hari Raya Nyepi

Ilustrasi umat Hindu Bali

PARBOABOA, Siantar - Setiap agama tentu memiliki Hari Raya keagamaan. Seperti agama Hindu yang sebentar lagi akan merayakan Hari Raya Nyepi pada Kamis (2/3).

Nyepi adalah hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Hari ini jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup.

Untuk semakin mengetahuinya, berikut fakta-fakta menarik dibalik Hari Raya Nyepi.

1. Berasal dari kata Sepi

Nyepi diketahui berasal dari kata sepi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sepi berarti sunyi, senyap. Dinamakan seperti itu karena setiap penganut agama Hindu wajib untuk tetap sunyi selama 24 jam penuh.

Ketika merayakan Nyepi, umat Hindu Bali mesti mentaati empat Brata Penyepian, yaitu Amati Geni (tidak berapi-api, tidak menggunakan atau menghidupkan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak mendengarkan hiburan).

Tujuannya adalah untuk mengelabui para setan, dengan berpura-pura untuk “tidak ada kehidupan” selama seharian penuh agar setan-setan pembawa bencana atau petaka dapat pergi.

2. Dimulai sejak tahun 78 Masehi

Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru berdasarkan penanggalan pada kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Dalam perhitungan kalender Saka, satu tahun memiliki 12 bulan dan bulan pertamanya disebut Caitramasa.

Perhitungan tahun baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi dan melaksanakan catur brata penyepian dan tidak ada aktivitas seperti biasa alias dilarang dan dihentikan selama Hari Raya Nyepi berlangsung.

Dirayakan setahun sekali, Nyepi ternyata hanya dilakukan di Indonesia saja untuk merayakan Tahun Baru Saka. Melalui Nyepi, masyarakat Hindu Bali memaknai pergantian tarikh Saka sebagai bagian dari introspeksi diri. Sekaligus, merayakan persatuan, kebangkitan, dan juga pembaharuan.

3. Hanya di Bali

Perayaan Nyepi memang berlangsung secara internasional, namun secara praktis, Catur Brata Penyepian hanya dilakukan di Bali saja. Selain untuk merayakan pergantian tahun baru Saka, hal ini juga jadi media introspeksi, kebangkitan, dan pembaruan di tahun yang baru.

Setiap perayaan Nyepi yang dilaksanakan di Indonesia, bandara internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup selama satu hari penuh dan tidak melayani penerbangan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan pada tradisi yang telah ada secara turun temurun. Bandara akan buka di hari berikutnya setelah perayaan Nyepi selesai.

4. Mengurangi Global Warming

Ritual berdiam diri tanpa aktivitas di luas rumah yang dilakukan warga Bali ternyata memberikan dampak positif terhadap lingkungan Pulau Dewata. Hari Raya Nyepi mampu mengurangi karbondioksida. Bahkan, perayaan ini diprediksi mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 33 persen.

Tak hanya itu, saat Nyepi, Bali akan menghemat listrik sebesar 60 persen. Hal ini sama dengan menghemat 4 miliar atau 290 megawatt. Selain listrik, pulau favorit para turis ini juga menghemat 500.000 liter yang sama dengan 3 miliar atau 210 megawatt.

5. Inspirasi World Silent Day

Fakta yang terakhir adalah Hari Raya Nyepi berhasil menjadi sumber inspirasi bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Aksi berdiam diri pada Hari Raya Nyepi membuat PBB menetapkan tanggal 21 Maret sebagai World Silent Day. World Silent Day sendiri bertujuan mengurangi global warming dengan menghentikan penggunaan listrik selama pukul 10.00-14.00.

Itulah serangkaian fakta menarik dibalik Hari Raya Nyepi.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS