Mulai Meresahkan, Kenali Gejala dan Penyebab Penyakit Cacar Monyet

Ilustrasi seseorang yang terjangkit penyakit cacar monyet (Dok:ayosemarang.com)

PARBOABOA, Jakarta – Belakangan ini, penyakit cacar monyet sedang ramai diperbincangkan usai beberapa negara di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia melaporkan adanya temuan kasus penyakit ini.

Dilansir laman Channel News Asia, Jumat (20/5/2022), otoritas kesehatan di Amerika dan Eropa telah mendeteksi puluhan kasus yang diduga atau terkonfirmasi cacar monyet sejak awal Mei lalu.

Menurut World Health Organization (WHO), monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka dari hewan (virus zoonosis). Monyet merupakan inang utama dari virus monkeypox. Oleh sebab itu, penyakit ini disebut dengan cacar monyet. Kasus yang menular dari monyet ke manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Selatan.

Virus ini biasanya menyerang orang-orang yang tinggal di sekitar hutan hujan tropis. Namun, belakangan cacar monyet juga menyerang warga perkotaan.

Gejala Cacar Monyet

Seseorang yang terpapar oleh infeksi virus cacar monyet akan mulai menunjukkan gejala pertamanya setelah 6-16 hari setelah paparan. Masa inkubasi virus cacar monyet bisa berkisar antara 6-13 hari. Namun, bisa juga terjadi dalam rentang yang lebih panjang, yakni 5-21 hari.

Dikutip dari WHO, kemunculan gejala cacar monyet terbagi dalam dua periode. Adapun dua periode tersebut, yaitu:

1. Periode Invasi

Periode invasi terjadi dalam 0-5 hari setelah terinfeksi virus pertama kali. Saat seseorang berada dalam masa invasi, tubuh akan menunjukkan beberapa gejala cacar monyet, seperti:

  • Demam
  • Sakit kepala hebat
  • Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)
  • Sakit punggung
  • Nyeri otot
  • Lemas parah (asthenia)

Pembengkakan kelenjar getah bening menjadi ciri pembeda antara cacar monyet dengan jenis cacar lainnya. Infeksi cacar non-variola, seperti cacar air dan cacar api, tidak menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.

Pada kasus gejala yang parah, orang yang terinfeksi bisa saja mengalami masalah kesehatan lainnya di masa awal infeksi.

Seperti kasus yang diteliti dalam studi Clinical Manifestations of Human Monkeypox. Kelompok pasien yang terpapar virus melalui mulut atau saluran pernapasan menunjukkan gangguan pernapasan seperti batuk, radang tenggorokan, dan hidung berair.

Sementara itu, pasien yang tergigit langsung oleh binatang yang terinfeksi juga mengalami mual dan muntah.

2. Periode Erupsi Kulit

Periode ini terjadi pada 1-3 hari setelah demam muncul. Gejala utama dalam fase ini adalah munculnya ruam pada kulit.

Ruam pertama kali muncul di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Wajah, telapak tangan serta kaki adalah area yang paling terdampak ruam ini.Kemunculan ruam juga bisa ditemukan pada membran mukosa yang terletak di tenggorokan, area alat kelamin, termasuk jaringan mata dan kornea.

Ruam yang terbentuk biasanya diawali dengan bintik-bintik hingga berubah menjadi lepuhan kulit yang berisi cairan. Selanjutnya, dalam beberapa hari ruam akan berubah mengering membentuk kerak (keropeng) di kulit.

Perkembangan ruam mulai dari bintik hingga menjadi keropeng di kulit umumnya terjadi dalam waktu kurang lebih 10 hari. Butuh waktu sekitar tiga minggu hingga seluruh keropeng pada kulit tubuh bisa mengelupas dengan sendirinya.

Penyebab dan Penularan Cacar Monyet

Seperti yang diketahui, virus cacar monyet merupakan virus yang berasal dari hewan (virus zoonosis). Virus ini semula disebabkan oleh gigitan hewan liar seperti tupai, tikus, dan primata sejenis monyet.

Virus cacar monyet berasal dari genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Virus yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus meliputi virus variola penyebab cacar (smallpox), virus vaccinia (yang digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Untuk penularannya, penyakit ini diketahui dapat menular antar manusia melalui kontak langsung dengan lesi kulit, darah, cairan tubuh, serta air liur (mukosa) yang mengandung virus. Selain itu, virus ini juga dapat berpindah dari tubuh ibu hamil ke dalam janin melalui plasenta

Untuk penularan hewan ke manusia, penularan cacar monyet bisa terjadi lewat gigitan hewan, kontak langsung dengan cairan atau lesi kulit hewan atau kontak tidak langsung dengan permukaan benda yang terkontaminasi virus.

Pencegahan Cacar Monyet

Pencegahan penyakit cacar monyet dapat dilakukan dengan pemberian vaksin cacar (Jynneos) yang 85% efektif mencegah penyakit ini. Pemberian dua dosis vaksin Jynneos dalam 28 hari terbukti menguatkan respon sistem imun pada tubuh.

Selain pemberian vaksin, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah masuknya virus cacar monyet pada tubuh, seperti:

  • Menghindari kontak langsung dengan tikus, primata, atau hewan liar lainnya yang mungkin terpapar virus (termasuk kontak dengan hewan yang mati di daerah terinfeksi).
  • Menghindari kontak dengan benda apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah disinggahi oleh hewan yang sakit.
  • Tidak makan daging hewan liar yang tidak dimasak dengan baik.
  • Menjauhkan diri sebisa mungkin dari pasien yang terinfeksi.
  • Bagi petugas medis, gunakanlah masker dan sarung tangan saat menangani orang yang sakit.

Pengobatan Cacar Monyet

Sejauh ini, pengobatan khusus untuk cacar monyet memang belum ditemukan. Belum ada obat spesifik yang bisa mengatasi infeksi virus penyebab cacar monyet. Namun, jenis antivirus yang digunakan untuk mengobati cacar (smallpox), yaitu cidofovir atau tecovirimat bisa membantu dalam proses pemulihan

Meski begitu, penyakit ini dapat ditangani dengan mencoba mengendalikan gejala-gejala yang muncul. Selama mengalami gejala, seseorang sangat dianjurkan untuk memperbanyak waktu istirahat serta mencukupi cairan dan nutrisi pada tubuh.

Selain itu, seseorang yang telah terjangkit cacar monyet hendaknya melakukan karantina diri dengan berdiam dirumah dan melakukan pembatasan kontak sosial dengan orang-orang dilingkungan sekitar guna mengurangi penyebaran virus.

Demikianlah informasi seputar penyakit carar monyet. apabila Anda mengalami gejal-gejala di atas, segera periksakan diri Anda ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Semoga bermanfaat!

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS