Gempa Bumi 6,2 M Guncang China, Tewaskan 116 Orang

Ada 116 korban meninggal dan 400 luka-luka akibat gempa bumi yang melanda Provinsi Gansu, China, pada Senin (18/12/2023) malam. (Foto: Freepik)

PARBOABOA, Jakarta - Gempa bumi berkekuatan 6,2 M baru saja mengguncang Provinsi Gansu, China, pada Senin (18/12/2023), menewaskan 116 orang dan 400 korban luka-luka.

Gempa yang terjadi tepat pada pukul 23:59 waktu setempat ini berpusat di 23 mil barat laut Linxiacheng Guanzhen, pada kedalaman 10 kilometer.

Akibat kejadian tersebut, banyak kerusakan terjadi pada infrastruktur vital seperti air, listrik, transportasi, dan komunikasi.

Pemeritah China lalu mengirimkan sebanyak 2.200 personel penyelamat, termasuk pemadam kebakaran, tim penyelamat darurat, militer, dan polisi, telah dikerahkan ke daerah bencana.

Evakuasi mulai dilakukan pada Selasa (19/12/2023) pagi dan masih terus berjalan untuk menyelamatkan para korban dari reruntuhan bangunan.

Karena itu, Komisi nasional China untuk pencegahan, pengurangan, dan bantuan bencana bekerja sama dengan Kementerian Manajemen Darurat China telah mengaktifkan tanggap darurat level IV setelah gempa terjadi.

Langkah ini diambil mengingat wilayah bencana yang terletak di dataran tinggi dengan cuaca dingin, dimana suhu di Linxia, dekat lokasi gempa, mencapai minus 14 derajat Celcius.

Sementara itu, analisis awal menunjukkan bahwa gempa tersebut merupakan gempa jenis dorong, salah satu dari tiga gempa berkekuatan di atas 6 yang terjadi dalam jarak 200 km dari pusat gempa sejak 1900.

Wilayah barat China, termasuk Gansu, memang sering mengalami gempa karena letaknya yang berada di perbatasan timur dataran tinggi Qinghai-Tibet, zona yang aktif secara tektonik.

Gempa Serupa Pernah Terjadi di 2008

Gempa ini mengingatkan pada tragedi 12 Mei 2008 di Sichuan, dimana gempa berkekuatan 8,0 menewaskan hampir 90.000 orang.

Adapun pusat gempanya, terletak 80 kilometer barat laut Chengdu, ibu kota provinsi, dengan kedalaman mencapai 19 km.

Guncangan dahsyat tersebut telah menghancurkan bangunan, menyebabkan tanah longsor, dan merusak infrastruktur vital, termasuk sekolah dan rumah sakit.

Menurut catatan resmi pemerintah China, ada sekitar 5.335 gedung sekolah yang runtuh. Namun, banyak orang yang mengatakan bahwa jumlah bangunan sekolah yang roboh mencapai 7000 bangunan.

Banyak korban dari golongan anak-anak yang tertimbun reruntuhan bangunan.

Akibat kejadian itu, banyak negara dan organisasi internasional berdatangan dan mengirimkan bantuan, termasuk tenaga medis, uang, dan keperluan lainnya.

Editor: Atikah Nurul Ummah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS