PRABOABOA, Jakarta – Pasukan Ukraina mengumumkan bahwa telah berhasil menembak jatuh setidaknya empat helikopter Rusia dalam waktu 18 menit, pada Rabu (12/10/2022).
“Dari pukul 08.40 hingga 08.58 Rabu 12 Oktober, unit rudal anti-pesawat Angkatan Udara menghancurkan setidaknya empat helikopter serang musuh (mungkin Ka-52), yang memberikan dukungan tembakan kepada pasukan pendudukan darat di arah selatan,” demikian pernyataan resmi Angkatan Udara Ukraina yang dilansir dari The Independent, pada Kamis (13/10/2022).
Helikopter diduga sedang memberikan bantuan tembakan untuk pasukan darat Rusia yang berada di area selatan Ukraina.
Menurut laporan yang beredar, salah satu helikopter jatuh di bagian selatan Ukraina yang baru-baru ini direbut kembali oleh pasukan Kiev dari Rusia. Sementara, tiga lainnya mendarat di suatu tempat di belakang garis depan pertempuran.
Selain keempat armada itu, terdapat dua helikopter lagi yang menjadi sasaran tembak pasukan Ukraina. Dengan demikian, kemungkinan jumlah helikopter Rusia yang ditembak jatuh bisa bertambah.
Tidak hanya helikopter, tetapi ada sembilan drone kamikaze Shahed-136 yang diterbangkan Rusia di wilayah Mykolaiv dan berhasil ditembak jatuh oleh Ukraina.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengolok-ngolok militer Rusia melalui akun Twitternya @DefenceU, pada Rabu (12/10/2022).
"Pagi yang produktif, gaya Ukraina. Hari ini, hanya dalam 18 menit, anggota layanan dari tentara Angkatan Udara menembak jatuh empat helikopter Rusia yang merusak langit musim gugur yang indah di selatan Ukraina," tulis Kementerian Pertahanan Ukraina di akun Twitternya @DefenceU, dilansir pada Kamis (13/10/2022).
“Tidak ada tempat untuk Alligator di sini. Iklim lokal tidak bersahabat dengan mereka," lanjut Kementerian Pertahanan Ukraina.
Ka-52 dijuluki "Alligator" adalah helikopter serang segala cuaca dengan dua kursi, yang pertama kali diperkenalkan di Rusia pada akhir 1990-an.
Seperti diberitakan sebelumnya, Rusia menghantam Ukraina dengan serangan rudal besar-besaran. Hal itu dilakukan karena Presiden Vladimir Putin marah dengan adanya ledakan yang membuat jembatan penghubung negaranya dengan Krimea hancur.
Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Ukraina menjadi dalang di balik ledakan jembatan Krimea, pada Sabtu (08/10/2022).
Menurut Putin ledakan itu adalah sebuah "aksi terorisme" yang bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur sipil penting Rusia.
“Tidak diragukan lagi, ini adalah tindakan yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil yang sangat penting,” kata Putin dalam sebuah video di saluran Telegram Kremlin, dikutip dari Reuters, Senin (10/10/2022).
“Ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan oleh layanan khusus Ukraina,” lanjut Putin.